Rabu, 09 April 2014

sterilisasi alat



PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan. Sterilisasi sangat diutamakan baik alat-alat  yang  dipakai maupun media. Misalnya dalam penanaman material dalam media,  dimana cawan petri, ose maupun media yang digunakan  tidak steril, maka sangat tidak mungkin untuk membedakan apakah bakteri atau jamur berhasil diisolasi tersebut berasal dari alat atau media yang digunakan. Suatu alat atau bahan dikatakan steril bila alat atau bahan tersebut bebas dari mikroba, baik dalam bentuk vegetatif  maupun spora. Sedangkan tindakan untuk membebaskan alat atau media dan jasad renik disebut dengan sterilisasi (Bhima, 2010).
Pada umumnya banyak peralatan yang digunakan di laboratorium yang terbuat dari bahan gelas.  Kelebihan dari bahan gelas ini antara lain adalah bahan gelas tidak mudah bereaksi dengan hampir semua bahan kimia, gelas bersifat bening sehingga memudahkan pengamatan terhadap warna dan isi cairan yang terdapat didalamnya.  Gelas juga tahan terhadap perubahan suhu, mudah dibersihkan karena sifatnya yang licin dan tidak terlalu berat karena berat jenisnya relatif rendah. Sedangkan kekurangannya adalah mudah pecah sehingga harus hati-hati dalam menggunakannya (Gede, 2010).
Menurut Bhima (2010), pada prinsipnya sterilisasi terbagi menjadi 3 cara, yaitu secara mekanik, fisik, dan kimiawi.


1.    Sterilisasi secara mekanik (filtrasi)
Sterilisasi dengan metode ini menggunakan suatu saringan yang berpori   sangat   kecil  (0,22  mikron  atau  0,45  mikron)  sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka terhadap panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik.
2.    Sterilisasi secara fisik
Sterilisasi dengan metode ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu pemanasan dan penyinaran dengan ultra violet.
a.    Pemanasan
-       Pemijaran (dengan api langsung)
Metode ini dengan membakar alat pada api secara langsung. Contoh alat: Jarum inokulum, pinset, batang L, dan sebagainya.
-       Panas kering
Metode ini dengan menggunakan oven kira-kira 60-180°C. Contoh alat : erlenmeyer, tabung reaksi, atau alat-alat yang terbuat dari kaca lainnya.
-       Uap air panas
Metode ini dengan cara mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat menggunakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
-       Uap air panas bertekanan
Metode ini menggunakan autoklaf



b.    Penyinaran dengan Ultra Violet
Metode ini menggunakan sinar ultra violet. Misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior safety cabinet dengan sinar lampu UV.
3. Sterilisasi secara kimiawi
Sterilisasi dengan metode ini biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol.
Pada sterilisasi kering proses pembunuhan mikroba berdasarkan oksidasi oksigen di udara.  Suhu yang digunakan lebih tinggi kira-kira 150°.  Satu gram udara pada suhu 100°, jika didinginkan menjadi 99° hanya membebaskan 0,237 kalori. Sterilisasi kering ini sering digunakan untuk sterilisasi alat-alat dari gelas (gelas kimia, gelas ukur, pipet ukur, dan lain-lain) serta bahan obat yang tahan pemanasan tinggi (minyak lemak, vaselin).  Alat yang sering digunakan adalah oven.  Oven adalah lemari pengering dengan dinding ganda yang dilengkapi dengan termometer dan lubang tempat keluar masuknya udara, dipanaskan dari bawah dengan gas atau listrik (Bhima, 2010).
            Selain dengan menggunakan oven, sterilisasi kering juga dapat dilakukan dengan memakai api gas dengan nyala api tidak berwarna atau api dari lampu spiritus.  Cara ini sangat sederhana, cepat dan menjamin sterilisasi bahan / alat yang disterilkan.  Akan tetapi sterilisasi ini hanya dapat dilakukan untuk beberapa alat / bahan saja.  Yang dapat disterilkan dengan cara ini adalah benda-benda logam (pinset, penjepit krus), gelas / porselin (sudip, batang pengaduk, kaca arloji,dan lain-lain). Seluruh permukaan alat harus berhubungan langsung dengan api selama tidak kurang dari 20 detik (Hadioetomo, 1993).
            Pada  pemanasan  basah  proses  pembunuhan  mikroba  berdasarkan koagulasi  atau  penggumpalan  zat  putih  telur  dari  mikroba tersebut.  Sterilisasi  dengan   cara   ini  menggunakan   suatu   siklus  autoklaf  yang  ditetapkan  dalam farmakope untuk media atau pereaksi adalah selama 15 menit pada suhu 121 atm. Alat yang digunakan pada sterilisasi basah adalah autoklaf, yaitu suatu panci logam yang kuat dengan tutup yang berat. Autoklaf ini mempunyai lubang tempat mengeluarkan uap air beserta krannya, termometer, pengatur tekanan udara, dan klep pengaman.  Cara sterilisasi ini lebih efektif dibandingkan dengan pemanasan yang lain karena suhunya lebih tinggi yang dapat disterilkan menggunakan sterilisasi basah ini antara lain adalah alat pembalut, kertas saring, alat gelas (buret, labu ukur, dan lain-lain) dan media pertumbuhan (Hadioetomo, 1993).

Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mensterilisasikan alat dengan oven (sterilisasi kering).





TINJAUAN PUSTAKA
Sterilisasi adalah cara untuk mendapatkan suatu kondisi bebas mikroba atau setiap proses yang dilakukan baik secara fisika, kimia dan mekanik untuk membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme. Sterilisasi yang sering dilakukan pada praktikum biologi terbagi menjadi sterilisasi kering dan sterilisasi basah (Hadioetomo,1993).
Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. Ketika untuk pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptik, sesungguhnya hal itu telah menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun, kebanyakan peralatan dan media yang umum dipakai di dalam pekerjaan mikrobiologi akan menjadi rusak bila dibakar. Untungnya tersedia berbagai metode lain yang efektif (Hadioetomo,1993).
Pemilihan cara sterilisasi harus mempertimbangkan beberapa hal seperti berikut :
1.      Stabilitas. Sifat kimia, sifat fisika, khasiat, serat struktur bahan tidak boleh mengalami perubahan setelah proses sterilisasi.
2.      Efektivitas.  Cara sterilisasi yang dipilih akan memberikan hasil maksimal dengan proses yang sederhana, cepat dan biaya murah.
3.      Waktu.  Lamanya penyeterilan ditentukan oleh bentuk zat, jenis zat, sifat zat dan kecepatan tercapainya suhu penyeterilan yang merata.
Sebelum melakukan praktikum di dalam laboratorium mikrobiologi alangkah baiknya apabila kita sudah mengetahui prinsip-prinsip penggunaan dan pemeliharaan alat serta fungsinya.  Dengan demikian dalam pelaksanaannya dapat
terhindar dari kerusakan-kerusakan alat, kesalahan-kesalahan yang dilakukan pada saat praktikum dalam prosedur kerja akan menghasilkan hasil yang baik (Bhima, 2010).
Adapun cara bekerja dilaboratorium mikrobilogi yang baik dan benar yaitu terlebih dahulu memahami peraturan atau tata tertib laboratorium dan mematuhinya. Bekerja dengan teliti dan hati-hati agar terhindar dari kecelakaan fatal. Mengetahui cara-cara yang benar dalam melakukan praktikum dan tidak bertindak sembarangan. Memakai alat sesuai dengan fungsinya. Daerah kerja harus bersih dari berbagai bahan praktikum dan berbagai macam bahan berbahaya lainnya dan membuang sampah sisa praktikum pada tempatnya (Gede, 2010).
Menurut Lay dan Hastowo (1992), bahan yang menjadi rusak bila disterilkan pada suhu yang tinggi dapat disterilkan secara kimiawi dengan menggunakan gas. Bahan kimia yang sering digunakan antara lain : 1) Alkohol, daya kerjanya adalah mengkoagulasi protein. Cairan alkohol yang umum digunakan berkonsentrasi 70-80 % karena konsentrasi yang lebih tinggi atau lebih rendah kurang efektif. 2) Khlor, Gas khlor dengan air akan menghasilkan ion hipokloride yang akan mengkoagulasikan protein sehingga membran sel rusak dan terjadi inaktivasi enzim. 3) Yodium, daya kerjanya adalah bereaksi dengan tyrosin, suatu asam amino dalam enzim atau protein mikroorganisme. 4) Formaldehida 8 % merupakan konsentrasi yang cukup ampuh untuk mematikan sebagian besar mikroorganisme. Daya kerjanya adalah berkaitan dengan amino dalam protein mikrobia. 5) Gas etilen oksida, gas ini digunakan terutama untuk mensterilkan bahan yang dibuat dari plastik.

BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah kapas, kertas koran, botol minuman C1000 dan cawan petri.

Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah kamera, oven dan alat tulis.

Waktu dan tempat
Praktikum dilaksanakan hari Senin Tanggal 23 September 2013, di Laboratorium Fitopatologi Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

Prosedur Kerja
            Beberapa Prosedur Kerja yang dilakukan pada praktikum ini antara lain :
1.        Alat-alat gelas seperti cawan perti, tabung reaksi dan botol C1000 dapat disterilkan dengan sterilisasi kering.
2.        Alat-alat gelas yang akan dimasukan kedalam oven harus dalam keadaan kering.

3.        Alat-alat gelas berupa labu atau botol lubangnya di sumbat dengan kapas sampai rapat.
4.        Semua alat-alat gelas tersebut kemudian dibungkus dengan kertas, kemudian dimasukan kedalam oven.
5.        Waktu yang diperlukan untuk sterelisasi tergantung pada suhu yang digunakan yaitu : 1 jam untuk 1700C untuk oven.
6.        Setelah selesai oven jangan dibuka terlebih dahulu, sebelum suhu didalam oven dingin .
7.        Alat-alat gelas yang sudah di sterelisasi jangan disimpan di dalam oven  tetapi disimpan ditempat tertutup atau dibungkus plastik.








HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1. Pensterilisasian yang telah dilakukan dilaboratorium
No
GAMBAR
KETERANGAN
1.









Alat-alat yang akan di sterilisasi.
2.








Koran untuk membungkus alat-alat yang akan disterilisasi
3.









Kapas untuk menyumbat.
4.











Oven untuk  mensterilisasikan alat dengan prinsip panas kering
Tabel 1. Lanjutan
5.












Alat yang sudah disumbat dengan kapas
6.










Alat-alat yang sudah dibungkus dengan koran

Pembahasan
Pada praktikum sterilisasi kali ini, maka dapat dibahas bahwa sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam halnya adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplas dan virus) yang terdapat dalam suatu benda atau bahan yang digunakan. Sterilisasi yang kami lakukan yaitu dengan menggunakan alat-alat seperti oven, botol C1000 dan cawan petri. Gelas atau botol dan cawan petri dibersihkan tujuannya agar tidak terkontaminasi dengan mikroorganisme (bakteri, virus dan cendawan) sehingga hasil yang didapat pada praktikum baik. Alat-alat tersebut dilakukan penyetrilisasian ada beberapa cara yang dilakukan, salah satunya yaitu mencuci dengan sabun sampai bersih baik pada gelas atau botol dan cawan petri, kemudian dikeringkan sampai tidak ada lagi, membungkusnya harus dengan hati-hati dan rapi agar alat-alat tersebut benar-benar steril.
Oven digunakan untuk mengeringkan bahan dan alat-alat seperti gelas agar tidak terkontaminasi dengan mikroorganisme. Cawan petri berfungsi untuk pembuatan kultur media. Alat ini disterilkan bersama dengan kertas saring didalamnya. Sebelumnya, cawan petri dicuci dan dikeringkan setelah itu bungkus dengan kertas koran untuk disterilkan dengan oven. Botol C1000 digunakan untuk mengganti tabung reaksi. Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah metode panas kering (oven). Sterilisasi panas kering biasanya digunakan untuk peralatan gelas atau keramik yang tahan panas, dan dilakukan di dalam oven.
Sebelum melakukan proses sterilisasi, terlebih dahulu dilakukan sterilisasi meja yaitu dengan cara menyemprotkan larutan desinfektan seperti alkohol. Setelah itu baru di bungkus dengan kertas koran. Cara membungkusnya yaitu menggunakan satu lembar kertas koran dan dibagi menjadi empat bagian, satu bagian dapat digunakan untuk membungkus satu alat yang akan disterilkan. Caranya yaitu dengan melipat kertas koran yang telah menyelimuti alat tersebut dengan rapat dan tidak ada celah sedikitpun dan kertas koran hanya dapat digunakan satu kali setelah dipakai tidak dapat digunakan lagi.
Pada gelas atau botol, setelah dibungkus dengan koran, apabila pembungkusnya tidak kencang maka alat-alat tersebut akan pecah, dan sebaliknya apabila kencang maka alat-alat tersebut tidak akan pecah (setelah dipanaskan dalam oven selama beberapa jam dengan suhu tertentu), sedangkan pada cawan petri yang sudah dibungkus langsung dimasukkan ke dalam oven dengan suhu yang ditentukan. Setelah sterilisasi dilakukan, semua alat didinginkan. Alat-alat tersebut sudah bisa digunakan untuk keperluan praktikum. Pada percobaan kali ini dilakukan sterilisasi alat-alat yang berada dilaboratorium tidak terkontaminasi dengan mikroorganisme yang ada dilingkungan sekitar. Alat-alat yang disterilkan adalah cawan petri dan botol C1000.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.    Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan.
2.    Sterilisasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu Sterilisasi secara mekanik, Sterilisasi secara fisik, yaitu pemanasan yang meliputi pemijaran, panas kering, uap air panas, dan uap air panas bertekanan. Selain itu penyinaran dengan menggunakan ultra violet dan yang terakhir Sterelisasi secara kimiawi.
3.    Sterilisasi dengan menggunakan oven ini dapat membunuh mikroba dengan menggunakan udara panas dengan cara memanaskan udara dalam oven dengan listrik. Selain itu Sterelisasi ini baik untuk alat-alat gelas seperti cawan petri, dan lain-lain. Pembungkusan alat-alat gelas dengan kertas bertujuan agar tidak terjadi kontaminasi pada saat pendinginan atau penyimpanan.
4.    Pada gelas atau botol, setelah dibungkus dengan koran apabila pembungkusnya tidak kencang maka alat-alat tersebut akan pecah, dan sebaliknya apabila kencang maka alat-alat tersebut tidak akan pecah (setelah dipanaskan dalam oven selama beberapa jam dengan suhu tertentu).





DAFTAR PUSTAKA

Bhima, 2010. Mikrobiologi Umum. Universitas Muhammadiyah. Malang
Gede. 2010. Sterilisasi. http://dweeja.wordpress.com. Diakses pada tanggal  20 September  2012.

Hadieotomo. 1993. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta

Lay, B. W. dan Hastowo. 1982.Mikrobiologi. Rajawali Press : Jakarta.



1 komentar: