Kamis, 10 April 2014

identifikasi mikroba



PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mikroorganisme yang ingin kita tumbuhkan, yang pertama harus dilakukan adalah memahami kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan. Air sangat penting bagi organisme bersel tunggal sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium sebaiknya menggunakan air suling. Air umumnya mengandung ion kalsium dan magnesium yang tinggi. Pada medium yang mengandung pepton dan ektrak daging, air dengan kualitas air sadah sudah dapat menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan magnesium fosfat (Hadioetomo, 1993).
Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, di mana dalam proses pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media. Berikut ini beberapa media yang sering digunakan secara umum dalam mikrobiologi. Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. Nutrien Agar juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Selain itu Nutrien Agar merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni
Untuk komposisi nutrien agar adalah eksrak beef 10 g, pepton 10 g, NaCl 5 g, air desitilat 1.000 ml dan 15 g agar/L. Agar dilarutkan dengan komposisi lain dan disterilisasi dengan autoklaf pada 121°C selama 15 menit. Kemudian siapkan wadah sesuai yang dibutuhkan (Schlegel, 1993).
Potato Dextrose Agar (PDA) digunakan untuk menumbuhkan atau yeast dan kapang. Dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. Cara membuat PDA adalah mensuspensikan 39 g media dalam 1 liter air yang telah didestilasi campur dan panaskan serta aduk. Didihkan selama 1 menit untuk melarutkan media secara sempurna. Sterilisasi pada suhu 121°C selama 15 menit. Dinginkan hingga suhu 40-45°C dan tuang dalam cawan petri dengan pH akhir 5,6+0,2 (Schegel, 1993).
Memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di dalamnya harus memperhatikan berbagi macam ketentuan seperti jika yang ingin kita membuat medium untuk organisme bersel tunggal, biasanya air sangat penting sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium agar padat, digunakan agar-agar, gelatin atau gel silika. Bahan agar yang utama adalah galaktan (komplek karbohidrat yang diekstrak dari alga genus Gelidium). Agar akan larut atau cair pada suhu hampir 100˚C dan akan cair apabila kurang lebih 43˚C (Hadioetomo, 1993).
Menurut Schlegel (1993) agar merupakan media tumbuh yang ideal yang diperkenalkan melalui metode bacteriaological.
Organisme hidup memerlukan nutrisi untuk pertumbuhannya. Subtansi kimia organik dan inorganik diperoleh dari lingkungan dalam berbagai macam bentuk. Nutrien diambil dari likungan kemudian ditransformasikan melalui membran plasma menuju sel. Di sel beberapa nutrisi diolah menghasilkan energi yang digunakan dalam proses seluler (Lim, 1998).

Tujuan
Tujuan dari pratikum ini adalah untuk mengidentifikasi mikroba dibawah mikroskop.

TINJAUAN PUSTAKA
Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara digunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme, dan pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi air, sumber energi, zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen serta unsur-unsur sekelumit (trace element). Dalam bahan dasar medium dapat pula ditambahkan faktor pertumbuhan berupa asam amino, vitamin atau nukleotida (Volk, 1993).
Media terbagi menjadi 2 golongan besar :
1.    Media Hidup
Media hidup pada umumnya dipakai dalam Laboratorium Virologi untuk pembiakan berbagai virus, sedangkan dalam Laboratorium Bakteriologi hanya beberapa kuman tertentu saja, dan terutama pada hewan percobaan. Contoh media hidup adalah: hewan percobaan (termasuk manusia), telur berembrio, biakan jaringan, dan sel-sel biakan bakteri tertentu untuk penelitian bakteriofage (bakteri yang terinfeksi oleh virus).
2.    Media Mati
Media mati terbagi menjadi beberapa macam, yakni:
a.    Media padat
Media padat diperoleh dengan cara menambahkan agar-agar. Agar berasal dari ganggang/alga yang berfungsi sebagai bahan pemadat. Alga digunakan karena bahan ini tidak diuraikan oleh mikroorganisme, dan dapat membeku pada suhu di atas 45°C. Media padat terbagi menjadi media agar miring, dan agar deep.
b.    Media Setengah Padat
Media setengah padat dibuat dengan bahan sama dengan media padat, akan tetapi yang berbeda adalah komposisi agarnya. Media ini digunakan untuk melihat gerak kuman secara mikroskopik.
c.    Media Cair
Media cair sering digunakan untuk mempelajari sifat faali dan genetika mikroorganisme. Harganya cukup mahal karena senyawa organik dan anorganik yang ditambahkan harus murni. Contoh media cair: ciran Hanks, Locke, Thyrode, Eagle (Volk, 1993).
Media PDA (Potato Dextrose Agar) digunakan untuk pertumbuhan, isolasi dan enumerasi dari kapang dan khamir pada bahan makanan dan bahan lainnya. Karbohidrat dan senyawa yang diambil dari kentang mendukung pertumbuhan khamir dan kapang dan pada kondosi pH yang diturunkan dapat menghambat pertumbuhan kontaminan (bakteri yang ikut). Jika medium ini dipakai untuk perhitungan jamur, pH medium harus diturunkan hingga 3,5 karena jamur akan tumbuh pada medium ini untuk mengembangkan morfologinya (Suriawiria,  2005).
Fungsinya sebagai media selektif untuk pertumbuhan jamur dan yeast hingga sering digunakan sebagai uji untuk menentukan jumlah jamur dan yeast yang dilakukan dengan menumbuhkan mikroba pada permukaan sehingga akan membentuk koloni yang dapat diikat atau dihitung (Suriawiria,  2005).
Macam-macam media pertumbuhan, yaitu :
1.    Medium berdasarkan sifat fisik
a.    Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin media menjadi padat.
b.    Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi solid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang.
c.    Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient Broth), LB (Lactose Broth).
2.    Medium berdasarkan komposisi
a.    Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.
b.    Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti, misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak dapat mengetahui secara detail tentang komposisi senyawa penyusunnya.
c.    Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract.

3.    Medium berdasarkan tujuan
a.    Media untuk isolasi
Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba, misalnya Nutrient Broth, Blood Agar.
b.    Media selektif/penghambat
Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contohnya adalah Luria Bertani medium yang ditambah Amphisilin untuk merangsang E.coli resisten antibotik dan menghambat kontaminan yang peka, Ampiciline. Salt broth yang ditambah NaCl 4% untuk membunuh Streptococcus agalactiae yang toleran terhadap garam.
c.    Media diperkaya (enrichment)
Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kompleks seperti darah, serum, kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Bile Agar, Serum Agar, dan lain-lain.
d.      Media untuk peremajaan kultur
Media umum atau spesifik yang digunakan untuk peremajaan kultur

a.       Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik.
Media ini digunakan unutk mendiagnosis atau menganalisis metabolisme suatu mikroba. Contohnya adalah Koser’s Citrate medium, yang digunakan untuk menguji kemampuan menggunakan asam sitrat sebagai sumber karbon.
b.      Media untuk karakterisasi bakteri
Media yang digunakan untuk mengetahui kemempuan spesifik suatu mikroba. Kadang-kadang indikator ditambahkan untuk menunjukkan adanya perubahan kimia. Contohnya adalah Nitrate Broth, Lactose Broth, Arginine Agar.
c.       Media diferensial
Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari campurannya berdasar karakter spesifik yang ditunjukkan pada media diferensial, misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar) yang mampu memilih Enterobacteria berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni dan perubahan warna media di sekeliling koloni (Volk, 1993).






BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam  praktikum ini adalah mikroba yang akan ditempatkan di media kubus, alkohol 70%, air steril, kertas tisu, slide glass, cover glass, dan tusuk gigi.

Alat
Alat-alat yang digunakan dalam pratikum ini adalah pinset, jarum ENT, pipet, lampu bunsen, cling warp dan laminar air flow.

Tempat dan Waktu
Pratikum ini dilaksanakan  di Laboratorium Fitopatologi Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. Pada hari Senin, 25 Nopember 2013 pukul 11.00-13.30 Wita.

Prosedur Kerja
            Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini antara lain sebagai berikut:
1.  Memasukkan tissue ke dalam cawan petri kemudian 2 buah tusuk gigi lalu letakkan slide glass di atasnya dan cover glass.
2.    Membungkus dengan kertas koran.
3.    Mensterilkan dengan oven.
4.    Mengambil cawan yang telah di oven, masukkan media PDA diantara slide glass dan cover glass.
5.    Menyiapkan isolate jamur yang ingin dimiliki.
6.    Meletakkan media PDA.
7.    Menutup dengan cling wrop.
8.    Menginkubasikan selama 2 hari.
9.    Mengamati jamur yang tumbuh.












HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1. Hasil pengamatan media kubus
No.
Gambar
Keterangan
1.



 




Hasil Pembuatan Media
Kubus

2.



 





Pengamatan hari ke-1 belum tumbuh hifa

3.



 





Hasil pengamatan biakan jamur dibawah Mikroskop




Tabel 2.Hasil Pengamatan  Di bawah Mikroskop

No
Gambar
Keterangan
1.

Perbesaran 10 kali
2.

Perbesaran 40 kali
3.

Perbesaran 100 kali

Pembahasan
Dari hasil praktikum diperoleh pertumbuhan jamur pada media kubus pada hari ke-7 dan kemudian diamati di bawah mikroskop. Dihasilkan isolat jamur pada gambar di atas terlihat jelas warna dan berbentuk hifa-hifa dari isolat jamur yang tumbuh.
pH merupakan faktor yang sangat mempengaruhi suatu keberhasilan dalam pembuatan medium sehingga kondisi pH yang terlalu basa atau terlalu asam tidak cocok untuk dijadikan medium mikroba karena mikroba tidak dapat hidup pada kondisi tersebut.
Keasaman (pH) medium perlu diperhatikan karena mempengaruhi kerja enzim. Sebagian besar bakteri tumbuh baik pada pH sekitar 7. Untuk itu pH medium harus disesuaikan dulu. Sedangkan untuk patogen biasanya perlu pH alkali.  Ada dua macam medium berdasarkan komposisinya yaitu medium sintetik yang komposisinya diketahui pasti dan dibuat dari bahan-bahan dengan kemurnian tinggi dan ditentukan dengan tepat, serta medium non sintetik atau kompleks yang komposisinya tidak diketahui pasti seperti ekstrak daging dan pepton.
Medium serbaguna adalah medium yang dapat menunjang pertumbuhan sebagian besar jamur seperti medium nutrien cair. Sedangkan medium yang mengandung zat-zat kimia tertentu yang dapat menghambat pertumbuhan suatu kelompok mikroorganisme tanpa menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang diinginkan disebut medium selektif.
Selain pH sebagai penentu tumbuhnya mikroba, alat dan medium yang steril juga menentukan. Isolat jamur yang tumbuh pada media kubus merupakan isolat jamur murni dan tidak terkontaminasi.  Hal ini dikarenakan, sebelum melakukan pembuatan media kubus, semua alat–alat yang akan digunakan disterilkan terlebih dahulu. Agar isolat jamur yang tumbuh tidak terkontaminasi oleh jamur jenis lain dan dihasilkan satu jenis jamur saja yaitu jamur mycoriza..

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari praktikum media kubus ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1.      Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat - zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
2.      Media pertumbuhan yang digunakan pada praktikum ini adalah menggunakan media kubus.
3.      Isolat jamur yang ditumbuhkan pada media kubus bertujuan agar dihasilkannya isolat jamur murni (hanya satu jenis jamur saja yang tumbuh).
4.      Dari hasil pengamatan diketahui bahwa jamur yang tumbuh adalah mycoriza.











DAFTAR PUSTAKA
Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia, Jakarta.

Lim,D. 1998. Microbiology, 2nd Edition. McGrow-hill book, New york.

Schegel, G.H. 1993. General Microbiologi seventh edition. Cambrige University Press, USA.

Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti, Jakarta.

Volk , W. A & Wheeler. M. F. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid 1 Edisi ke 5. Erlangga, Jakarta.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar