PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mikroorganisme
yang ingin kita tumbuhkan, yang pertama harus dilakukan adalah memahami
kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan
digunakan. Air sangat penting bagi organisme bersel tunggal sebagai komponen
utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan
medium sebaiknya menggunakan air suling. Air umumnya mengandung ion kalsium dan
magnesium yang tinggi. Pada medium yang mengandung pepton dan ektrak daging,
air dengan kualitas air sadah sudah dapat menyebabkan terbentuknya endapan
fosfat dan magnesium fosfat (Hadioetomo, 1993).
Media berfungsi
untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat
fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, di mana dalam proses pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode
aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media. Berikut ini beberapa media
yang sering digunakan secara umum dalam mikrobiologi. Nutrien agar adalah
medium umum untuk uji air dan produk dairy. Nutrien Agar juga digunakan untuk
pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian
mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari
ekstrak beef, pepton, dan agar. Selain itu Nutrien Agar merupakan salah satu
media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari
air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel
pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni
Untuk komposisi
nutrien agar adalah eksrak beef 10 g, pepton 10 g, NaCl 5 g, air desitilat
1.000 ml dan 15 g agar/L. Agar dilarutkan dengan komposisi lain dan
disterilisasi dengan autoklaf pada 121°C selama 15 menit. Kemudian siapkan
wadah sesuai yang dibutuhkan (Schlegel, 1993).
Potato Dextrose
Agar (PDA) digunakan untuk menumbuhkan atau yeast dan kapang. Dapat juga
digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk
makanan. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri
dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang
dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. Cara membuat PDA
adalah mensuspensikan 39 g media dalam 1 liter air yang telah didestilasi campur dan panaskan serta aduk. Didihkan selama 1 menit untuk melarutkan
media secara sempurna. Sterilisasi pada suhu 121°C selama 15 menit. Dinginkan
hingga suhu 40-45°C dan tuang dalam cawan petri dengan pH akhir 5,6+0,2
(Schegel, 1993).
Memformulasikan
suatu medium atau bahan yang akan digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di
dalamnya harus memperhatikan berbagi macam ketentuan seperti jika yang ingin
kita membuat medium untuk organisme bersel tunggal, biasanya air sangat penting
sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam
sel. Pembuatan medium agar padat, digunakan agar-agar, gelatin atau gel silika.
Bahan agar yang utama adalah galaktan (komplek karbohidrat yang diekstrak dari
alga genus Gelidium). Agar akan larut atau cair pada suhu hampir 100˚C dan akan
cair apabila kurang lebih 43˚C (Hadioetomo, 1993).
Menurut
Schlegel (1993) agar merupakan media tumbuh yang ideal yang diperkenalkan
melalui metode bacteriaological.
Organisme hidup
memerlukan nutrisi untuk pertumbuhannya. Subtansi kimia organik dan inorganik
diperoleh dari lingkungan dalam berbagai macam bentuk. Nutrien diambil dari
likungan kemudian ditransformasikan melalui membran plasma menuju sel. Di sel
beberapa nutrisi diolah menghasilkan energi yang digunakan dalam proses seluler
(Lim, 1998).
Tujuan
Tujuan dari pratikum
ini adalah untuk mengidentifikasi mikroba dibawah mikroskop.
TINJAUAN
PUSTAKA
Pembiakan mikroba dalam laboratorium
memerlukan medium yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai
dengan mikroorganisme. Zat hara digunakan oleh mikroorganisme untuk
pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme, dan pergerakan.
Lazimnya, medium biakan berisi air, sumber energi, zat hara sebagai sumber
karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen serta unsur-unsur
sekelumit (trace element). Dalam bahan dasar medium dapat pula ditambahkan
faktor pertumbuhan berupa asam amino, vitamin atau nukleotida (Volk, 1993).
Media terbagi menjadi 2 golongan
besar :
1. Media Hidup
Media hidup pada umumnya dipakai
dalam Laboratorium Virologi untuk pembiakan berbagai virus, sedangkan dalam
Laboratorium Bakteriologi hanya beberapa kuman tertentu saja, dan terutama pada
hewan percobaan. Contoh media hidup adalah: hewan percobaan (termasuk manusia),
telur berembrio, biakan jaringan, dan sel-sel biakan
bakteri tertentu untuk penelitian bakteriofage (bakteri yang terinfeksi oleh
virus).
2. Media Mati
Media mati
terbagi menjadi beberapa macam, yakni:
a.
Media padat
Media padat
diperoleh dengan cara menambahkan agar-agar. Agar
berasal dari ganggang/alga yang berfungsi sebagai bahan pemadat. Alga digunakan
karena bahan ini tidak diuraikan oleh mikroorganisme, dan dapat membeku pada
suhu di atas 45°C. Media padat terbagi menjadi media agar miring, dan agar deep.
b.
Media Setengah Padat
Media
setengah padat dibuat dengan bahan sama dengan media padat, akan tetapi yang
berbeda adalah komposisi agarnya. Media ini digunakan untuk melihat gerak kuman
secara mikroskopik.
c.
Media Cair
Media cair
sering digunakan untuk mempelajari sifat faali dan genetika mikroorganisme.
Harganya cukup mahal karena senyawa organik dan anorganik yang ditambahkan
harus murni. Contoh media cair: ciran Hanks, Locke, Thyrode, Eagle (Volk, 1993).
Media PDA (Potato Dextrose Agar)
digunakan untuk pertumbuhan, isolasi dan enumerasi dari kapang dan khamir pada
bahan makanan dan bahan lainnya. Karbohidrat dan senyawa yang diambil dari
kentang mendukung pertumbuhan khamir dan kapang dan pada kondosi pH yang
diturunkan dapat menghambat pertumbuhan kontaminan (bakteri yang ikut). Jika
medium ini dipakai untuk perhitungan jamur, pH medium harus diturunkan hingga
3,5 karena jamur akan tumbuh pada medium ini untuk mengembangkan morfologinya (Suriawiria,
2005).
Fungsinya sebagai media selektif
untuk pertumbuhan jamur dan yeast hingga sering digunakan sebagai uji untuk
menentukan jumlah jamur dan yeast yang dilakukan dengan menumbuhkan mikroba
pada permukaan sehingga akan membentuk koloni yang dapat diikat atau dihitung (Suriawiria,
2005).
Macam-macam media pertumbuhan, yaitu :
1. Medium
berdasarkan sifat fisik
a. Medium padat yaitu media yang
mengandung agar 15% sehingga setelah dingin media menjadi padat.
b. Medium setengah padat yaitu media
yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat,
tidak begitu cair. Media semi solid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan
mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran
sempurna jika tergoyang.
c. Medium cair yaitu media yang tidak
mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient Broth), LB (Lactose
Broth).
2. Medium berdasarkan komposisi
a. Medium sintesis yaitu media yang
komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya secara pasti, misalnya Glucose
Agar, Mac Conkey Agar.
b. Medium semi sintesis yaitu media
yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti, misanya PDA (Potato
Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk
bahan ekstrak kentang, kita tidak dapat mengetahui secara detail tentang
komposisi senyawa penyusunnya.
c. Medium non sintesis yaitu media yang
dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya
langsung diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain
Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract.
3. Medium berdasarkan tujuan
a. Media untuk isolasi
Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba,
misalnya Nutrient Broth, Blood Agar.
b. Media selektif/penghambat
Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu
sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang
pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contohnya adalah Luria Bertani medium yang
ditambah Amphisilin untuk merangsang E.coli resisten antibotik dan
menghambat kontaminan yang peka, Ampiciline. Salt broth yang
ditambah NaCl 4% untuk membunuh Streptococcus agalactiae yang toleran
terhadap garam.
c. Media diperkaya (enrichment)
Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk
pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kompleks seperti darah, serum, kuning
telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri
yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya membutuhkan nutrisi sederhana
untuk berkembang biak, tetapi membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood
Tellurite Agar, Bile Agar, Serum Agar, dan lain-lain.
d.
Media untuk peremajaan kultur
Media umum atau spesifik yang digunakan untuk peremajaan kultur
a.
Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik.
Media ini digunakan unutk mendiagnosis atau
menganalisis metabolisme suatu mikroba. Contohnya adalah Koser’s Citrate
medium, yang digunakan untuk menguji kemampuan menggunakan asam sitrat
sebagai sumber karbon.
b.
Media untuk karakterisasi bakteri
Media yang digunakan untuk mengetahui kemempuan
spesifik suatu mikroba. Kadang-kadang indikator ditambahkan untuk menunjukkan
adanya perubahan kimia. Contohnya adalah Nitrate Broth, Lactose Broth,
Arginine Agar.
c.
Media diferensial
Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba
dari campurannya berdasar karakter spesifik yang ditunjukkan pada media
diferensial, misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar) yang mampu memilih
Enterobacteria berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni dan perubahan warna
media di sekeliling
koloni (Volk, 1993).
BAHAN
DAN METODE
Bahan
dan Alat
Bahan
Bahan-bahan yang
digunakan dalam praktikum ini adalah mikroba yang akan ditempatkan di
media kubus, alkohol 70%, air steril, kertas tisu, slide
glass, cover glass, dan tusuk gigi.
Alat
Alat-alat yang
digunakan dalam pratikum ini adalah pinset,
jarum ENT, pipet, lampu bunsen, cling warp dan laminar air flow.
Tempat
dan Waktu
Pratikum
ini dilaksanakan
di Laboratorium Fitopatologi Fakultas
Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. Pada hari Senin, 25 Nopember 2013 pukul 11.00-13.30 Wita.
Prosedur
Kerja
Adapun
prosedur kerja yang dilakukan
pada praktikum ini antara lain sebagai berikut:
1. Memasukkan tissue ke dalam cawan petri kemudian 2 buah tusuk gigi lalu
letakkan slide glass di atasnya dan cover glass.
2. Membungkus dengan kertas koran.
3. Mensterilkan dengan oven.
4. Mengambil cawan yang telah di oven,
masukkan media PDA diantara slide glass dan cover glass.
5. Menyiapkan isolate jamur yang ingin
dimiliki.
6. Meletakkan media PDA.
7. Menutup dengan cling wrop.
8. Menginkubasikan selama 2 hari.
9. Mengamati jamur yang tumbuh.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel
1. Hasil pengamatan media kubus
No.
|
Gambar
|
Keterangan
|
|||
1.
|
|
Hasil Pembuatan Media
Kubus
|
|||
2.
|
|
Pengamatan hari
ke-1 belum tumbuh hifa
|
|||
3.
|
|
Hasil pengamatan biakan
jamur dibawah Mikroskop
|
Tabel 2.Hasil Pengamatan Di bawah Mikroskop
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
1.
|
|
Perbesaran 10 kali
|
2.
|
|
Perbesaran 40 kali
|
3.
|
|
Perbesaran 100 kali
|
Pembahasan
Dari hasil praktikum
diperoleh pertumbuhan jamur pada media kubus pada hari ke-7 dan kemudian diamati di
bawah mikroskop. Dihasilkan
isolat jamur pada gambar
di atas terlihat jelas warna dan berbentuk
hifa-hifa dari isolat jamur yang tumbuh.
pH merupakan faktor yang sangat
mempengaruhi suatu keberhasilan dalam pembuatan medium sehingga kondisi pH yang
terlalu basa atau terlalu asam tidak cocok untuk dijadikan medium mikroba
karena mikroba tidak dapat hidup pada kondisi tersebut.
Keasaman (pH)
medium perlu diperhatikan karena mempengaruhi kerja enzim. Sebagian besar
bakteri tumbuh baik pada pH sekitar 7. Untuk itu pH medium harus disesuaikan
dulu. Sedangkan untuk patogen biasanya perlu pH alkali. Ada dua macam
medium berdasarkan komposisinya yaitu medium sintetik yang komposisinya
diketahui pasti dan dibuat dari bahan-bahan dengan kemurnian tinggi dan ditentukan
dengan tepat, serta medium non sintetik atau kompleks yang komposisinya tidak
diketahui pasti seperti ekstrak daging dan pepton.
Medium
serbaguna adalah medium yang dapat menunjang pertumbuhan sebagian besar jamur
seperti medium nutrien cair. Sedangkan medium yang mengandung zat-zat kimia
tertentu yang dapat menghambat pertumbuhan suatu kelompok mikroorganisme tanpa
menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang diinginkan disebut medium selektif.
Selain
pH sebagai penentu tumbuhnya mikroba, alat dan medium yang steril
juga menentukan. Isolat
jamur yang tumbuh pada media kubus merupakan isolat jamur murni dan tidak
terkontaminasi. Hal ini dikarenakan,
sebelum melakukan pembuatan media kubus, semua alat–alat yang akan digunakan
disterilkan terlebih dahulu. Agar isolat jamur yang tumbuh tidak terkontaminasi
oleh jamur jenis lain dan dihasilkan satu jenis jamur saja yaitu jamur
mycoriza..
KESIMPULAN DAN
SARAN
Kesimpulan
Dari praktikum media kubus ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Media
pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat -
zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
2. Media
pertumbuhan yang digunakan pada praktikum ini adalah menggunakan media kubus.
3. Isolat
jamur yang ditumbuhkan pada media kubus bertujuan agar dihasilkannya isolat
jamur murni (hanya satu jenis jamur saja yang tumbuh).
4. Dari
hasil pengamatan diketahui bahwa jamur yang tumbuh adalah mycoriza.
DAFTAR PUSTAKA
Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia, Jakarta.
Lim,D. 1998. Microbiology,
2nd Edition. McGrow-hill book, New york.
Schegel, G.H. 1993. General
Microbiologi seventh edition. Cambrige University Press, USA.
Suriawiria,
U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas
Sinar Sinanti, Jakarta.
Volk , W. A & Wheeler. M. F. 1993. Mikrobiologi
Dasar Jilid 1 Edisi ke 5. Erlangga, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar