Rabu, 09 April 2014

pembuatan media



PENDAHULUAN
Latar Belakang
Keasaman (pH) medium perlu diperhatikan karena mempengaruhi kerja enzim. Sebagian besar bakteri tumbuh baik pada pH sekitar 7. Untuk itu pH medium harus disesuaikan dulu. Sedangkan untuk patogen biasanya perlu pH alkali.  Ada dua macam medium berdasarkan komposisinya yaitu medium sintetik yang komposisinya diketahui pasti dan dibuat dari bahan-bahan dengan kemurnian tinggi dan ditentukan dengan tepat, serta medium non sintetik atau kompleks yang komposisinya tidak diketahui pasti seperti ekstrak daging dan pepton (Schlegel, 1993).
Medium serbaguna adalah medium yang dapat menunjang pertumbuhan sebagian besar bakteri seperti medium nutrien cair. Sedangkan medium yang mengandung zat-zat kimia tertentu yang dapat menghambat pertumbuhan suatu kelompok mikroorganisme tanpa menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang diinginkan disebut medium selektif. Ada pula medium diferensial, yang dapat membedakan berbagai tipe bakteri (Schlegel, 1993).
Berdasarkan konsistensinya, medium dapat dibedakan menjadi medium cair, padat, dan semi padat. Medium cair digunakan untuk pembiakan dalam jumlah besar, mengamati terjadinya fermentasi dan berbagai uji lain. Medium padat digunakan untuk mengamati kenampakan atau morfologi koloni dan mengisolasi biakan murni. Sedangkan medium semi padat untuk menguji motilitas dan kemampuan fermentasi. Medium padat dapat dibuat dengan menambah bahan pemadat berupa agar. Untuk membuat semi padat, bahan pemadat ditambahkan dengan konsentrasi lebih kecil. Bahan yang digunakan untuk pemadat ialah bahan yang tidak dapat digunakan oleh sebagian besar mikroorganisme seperti agar-agar, gelatin, atau silika gel. Yang paling banyak digunakan adalah agar-agar, yang larut bila dipanaskan sampai suhu 100°C dan tetap cair bila didinginkan sampai 43°C (Lim, 1998)
Pada saat ini telah tersedia medium dalam bentuk terdehidrasi (bubuk) sehingga penyiapan medium menjadi sangat mudah, tinggal menimbang, melarutkan dalam air, menyesuaikan pH-nya, menempatkan dalam wadah dan mensterilkan (Lim, 1998)
Dalam pembuatan media dapat digunakan 3 buah larutan peptone dengan pH 7,9 yang berfungsi untuk membantu pembiakan media. Larutan PCA (Potato Clostirel agar) dengan menggunakan media bakteri dan larutan PDA (Potato Dextrose Agar) dengan menggunakan tempe (kapang) atau tomat (Khamir). Pembuatan media ini harus dipersiapkan selama 2-3 minggu (Hadioetomo, 1993).
Penyiapan media komersial ini pada umumnya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1.    Setiap komponen atau medium terhidrasi (bubuk) dilarutkan ke dalam aquades atau air suling pada volume yang tepat dan sesuai.
2.    pH media ditentukan dan disesuaikan dengan nilai optimum pertumbuhan mikroba sebagaimana tertera pada kemasan media komersial.
3.    Dituang ke dalam media yang sesuai, seperti erlenmeyer atau tabung labu dan disumbat dengan penutup yang kuat.
4.    Disterilisasi dengan suhu dan waktu yang adequate (memadai) sesuai dengan yang tertera pada kemasan. (Umumnya pada suhu 121oC selama 15 menit).
Komponen anorganik maupun organik merupakan substrat ataupun medium yang baik bagi kehidupan mikroorganisme. Mikroorganisme penghuni tanah merupakan campuran populasi dari protozoa (amoeba, flagllata, cilliata), bakteri (clostridium, rhizobium), alga (ganggang) seperti alga biru, hijau dan jamur terutama jamur bertingkat rendah seperti jamur lender, berbagai ragi, dan berbagai phyromycetes dan ascomycetes (Dwijoseputro, 1998).

Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah agar dapat melakukan pembuatan media pertumbuhan Potato Dexrose Agar  untuk tempat tumbuh media yang ingin diamati.

TINJAUAN PUSTAKA
Mikroorganisme yang ingin kita tumbuhkan, yang pertama harus dilakukan adalah memahami kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan. Air sangat penting bagi organisme bersel tunggal sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium sebaiknya menggunakan air suling. Air sadah umumnya mengandung ion kalsium dan magnesium yang tinggi. Pada medium yang mengandung pepton dan ektrak daging, air dengan kualitas air sadah sudah dapat menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan magnesium fosfat (Hadioetomo, 1993).
Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, di mana dalam proses pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media (Volk, 1993).
Potato Dextrose Agar (PDA) digunakan untuk menumbuhkan  yeast dan kapang. Dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. Cara membuat PDA adalah mensuspensikan 39 g media dalam 1 liter air yang telah didestilasi. Campur dan panaskan serta aduk. Didihkan selama 1 menit untuk melarutkan media secara sempurna. Sterilisasi pada suhu 121°C selama 15 menit. Dinginkan hingga suhu 40-45°C dan tuang dalam cawan petri dengan pH akhir 5,6+0,2 (Schegel, 1993).
Memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di dalamnya harus memperhatikan berbagi macam ketentuan seperti jika kita ingin membuat medium untuk organisme bersel tunggal, biasanya air sangat penting sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel (Volk, 1993).
Pembuatan medium agar padat, digunakan agar-agar, gelatin atau gel silika. Bahan agar yang utama adalah galaktan (komplek karbohidrat yang diekstrak dari alga genus Gelidium). Agar akan larut atau cair pada suhu hampir 100oC dan akan cair apabila kurang lebih 43°C (Hadioetomo, 1993).
Menurut Schlegel (1993) agar merupakan media tumbuh yang ideal yang diperkenalkan melalui metode bacteriaological.
Organisme hidup memerlukan nutrisi untuk pertumbuhannya. Substansi kimia organik dan anorganik diperoleh dari lingkungan dalam berbagai macam bentuk. Nutrien diambil dari lingkungan kemudian ditransformasikan melalui membran plasma menuju sel. Di sel beberapa nutrisi diolah menghasilkan energi yang digunakan dalam proses seluler (Lim, 1998).
Bakteri dalam medium juga memerlukan makanan untuk pertumbuhannya. Bakteri yang tidak punya akar harus berada pada permukaan larutan makanan yang cair. Pertumbuhan bakteri berarti meningkatnya jumlah sel yang konstituen (yang menyusun). Apabila disusun 10 bakteri dalam 1 ml medium yang cocok dan 24 jam kemudian ditemukan 10 juta bakteri tiap milimeternya, maka terjadilah pertumbuhan bakteri. Meningkatnya jumlah bakteri terjadi dengan proses yang disebut dengan pembelahan biner, di mana setiap bakteri membentuk dinding  baru (Volk, 1993).















BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah kentang 200 gram, agar 20 gram, Dextrose atau gula pasir 20 gram, dan aquades 1 liter.

Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah pisau, timbangan elektrik/neraca analitik, botol C 1000, panci, kompor, labu erlenmeyer, pengaduk, aluminium foil, dan autoklaf.

Waktu dan Tempat
            Pelaksanaan praktikum ini  berlangsung pada hari SeninOktober 2013 pada pukul 10.50-12.30 WITA. Bertempat di Laboratorium Fitopatologi Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat.

Prosedur kerja
            Prosedur Kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.       Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.       Mengupas kentang, potong berbentuk dadu kemudian dicuci hingga bersih.
3.       Menimbang kentang dengan berat 200 gr dengan neraca analitik, timbang dextrose atau gula pasir 20 gr dan agar 20 gr.

4.       Memasukkan kentang yang telah dipotong dadu ke dalam air mendidih tunggu hingga kentangnya empuk, angkat disaring kemudian masukkan ke dalam labu erlenmeyer.
5.       Setelah itu masukkan lagi air kedalam panci dengan takaran yang sama, kemudian masukkan dextrose 20 gr aduk hingga rata. Setelah 1 menit masukkan agar 20 gr, gula pasir 20 gr kemudian aduk hingga merata.
6.       Mengangkat dan memasukkan ke dalam labu erlenmeyer tutup rapat dengan kapas.
7.       Membalut dengan cling worp, kemudian masukkan ke dalam autoklaf.
8.       Meletakkan keatas kompor, tunggu sampai keluar uap dari dalam autoklaf, tunggu hingga 15 menit dengan suhu 1210C atau pada tekanan 15psi matikan kompor. Tunggu hingga 30 menit kemudian ambil media dari dalam autoklaf tuangkan ke dalam cawan petri, botol C 1000.
9.       Membalut cawan petri dan botol C 1000 dengan cling worp dengan rapat.


HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1. Hasil Pembuatan Media PDA
No
Gambar
Keterangan
1.









Kentang untuk pembuatan potato dextrose agar (PDA) kentang yang sudah dipotong dadu.
2.








Gula pasir untuk pembuatan potato dextrose agar (PDA) sebanyak 20 gram.
3.










Agar untuk pembuatan potato dextrose agar (PDA) sebanyak 20 gram.
4.










Dextrose untuk pembutan potato dextrose agar (PDA) sebanyak 20 gram.
Tabel 1. Lanjutan
5.









Potato dextrose agar (PDA) yang sudah jadi.
6.










PDA yang sudah dimasukkan kedalam botol dan diberi kapas yang dilapis dengan aluminium foil
7.










PDA yang dimasukkan kedalam autoklaf untuk penyeterilan selama 15-20 menit pada tekanan 15 psi

Pembahasan
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme sel yaitu berupa unsur makro seperti C, H, O, N, P, unsur mikro seperti Fe, Mg dan unsur pelikan/trace element.
Alat yang akan digunakan dalam suatu penelitian atau praktikum harus disterilisasi terlebih dahulu untuk membebaskan semua bahan dan peralatan tersebut dari semua bentuk kehidupan. Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan  semua organisme  yang  teradapat  pada suatu benda. Proses sterilisasi
dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu penggunaan panas (pemijaran dan udara panas), penyaringan, dan penggunaan bahan kimia (etilena oksida, asam perasetat, formaldehida dan glutaraldehida alkalin).
            Potato dextrose agar (PDA) digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang. Syarat suatu media yaitu suatu media harus mengandung semua nutrisi atau zat hara yang mudah digunakan mikroba, mempunyai tekanan osmosis, tegangan muka dan  pH yang sesuai, tidak mengandung zat penghambat dan harus steril.
            Dalam pembuatan potato dextrose agar (PDA) kentang dan agar merupakan salah satu bahan yang paling penting. Hal ini dikarenakan kentang banyak menggandung karbohidrat yang sangat diperlukan oleh suatu mikroorganisme sedangkan agar digunakan sebagai bahan pemadat karena tidak dapat diuraikan oleh mikroba. Organisme menyerap karbohidrat dari kaldu kentang dan gula serta dari agar.  Dalam pembuatan potato dextrose agar (PDA) bisa menggunakan dextros yang berfungsi sebagai nutrient yang dapat mempercepat pertumbuhan mikroba, namun dextros tersebut  dapat digantikan dengan gula pasir yang biasa.
Organisme menyerap karbohidrat dari kaldu kentang dan gula serta dari agar yang telah tercampur oleh karena itu kentang harus dipotong dadu, agar karbohidrat di kentang dapat keluar dan menyatu dengan air sehingga menjadi kaldu. Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan asam amino dan gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya digunakan dalam amilum, glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa, manitol, dan lain-lain.
Cara pembuatan media potato dextrose agar (PDA) yaitu dengan cara mengupas kentang, potong berbentuk dadu kemudian dicuci hingga bersih. Menimbang kentang dengan berat 200 gr dengan neraca analitik, timbang dextrose atau gula pasir 20 gr dan agar 20 gr. Memasukkan kentang yang telah dipotong dadu ke dalam air mendidih tunggu hingga kentangnya empuk, angkat disaring kemudian masukkan ke dalam labu erlenmeyer. Setelah itu masukkan lagi air kedalam panci dengan takaran yang sama, kemudian masukkan dextrose 20 gr aduk hingga rata. Setelah 1 menit masukkan agar 20 gr, gula pasir 20 gr kemudian aduk hingga merata. Mengangkat dan memasukkan ke dalam labu erlenmeyer tutup rapat dengan kapas. Membalut dengan cling worp, kemudian masukkan ke dalam autoklaf. Meletakkan keatas kompor, tunggu sampai keluar uap dari dalam autoklaf, tunggu hingga 15 menit dengan suhu 1210C atau pada tekanan 15psi matikan kompor. Tunggu hingga 30 menit kemudian ambil media dari dalam autoklaf tuangkan ke dalam cawan petri, botol C 1000. Membalut cawan petri dan botol C 1000 dengan cling worp dengan rapat.







KESIMPULAN
            Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.        Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
2.        Pertumbuhan bakteri selain memerlukan nutrisi, juga memerlukan pH yang tepat.
3.        Diharapkan dapat menjaga kondisi aseptis lingkungan serta perlengkapan dalam pembuatan media agar dapat menghasilkan mikroba yang diinginkan.










DAFTAR PUSTAKA
Dwijoseputro, D. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan: Malang.

Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia : Jakarta.

Lim,D. 1998. Microbiology, 2nd Edition. McGrow-hill book, New york.

Schegel, G.H. 1993. General Microbiologi seventh edition. Cambrige University Press, USA.

Volk , W. A & Wheeler. M. F. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid 1 Edisi ke 5. Erlangga, Jakarta.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar