PENDAHULUAN
Latar Belakang
Keasaman (pH) medium perlu
diperhatikan karena mempengaruhi kerja enzim. Sebagian besar bakteri tumbuh
baik pada pH sekitar 7. Untuk itu pH medium harus disesuaikan dulu. Sedangkan
untuk patogen biasanya perlu pH alkali. Ada dua macam medium berdasarkan
komposisinya yaitu medium sintetik yang komposisinya diketahui pasti dan dibuat
dari bahan-bahan dengan kemurnian tinggi dan ditentukan dengan tepat, serta
medium non sintetik atau kompleks yang komposisinya tidak diketahui pasti
seperti ekstrak daging dan pepton (Schlegel, 1993).
Medium serbaguna adalah medium yang
dapat menunjang pertumbuhan sebagian besar bakteri seperti medium nutrien cair.
Sedangkan medium yang mengandung zat-zat kimia tertentu yang dapat menghambat
pertumbuhan suatu kelompok mikroorganisme tanpa menghambat pertumbuhan
mikroorganisme yang diinginkan disebut medium selektif. Ada pula medium
diferensial, yang dapat membedakan berbagai tipe bakteri (Schlegel, 1993).
Berdasarkan konsistensinya, medium
dapat dibedakan menjadi medium cair, padat, dan semi padat. Medium cair
digunakan untuk pembiakan dalam jumlah besar, mengamati terjadinya fermentasi
dan berbagai uji lain. Medium padat digunakan untuk mengamati kenampakan atau
morfologi koloni dan mengisolasi biakan murni. Sedangkan medium semi padat
untuk menguji motilitas dan kemampuan fermentasi. Medium padat dapat dibuat dengan
menambah bahan pemadat berupa agar. Untuk membuat semi padat, bahan pemadat
ditambahkan dengan konsentrasi lebih kecil. Bahan yang digunakan untuk pemadat
ialah bahan yang tidak dapat digunakan oleh sebagian besar mikroorganisme
seperti agar-agar, gelatin, atau silika gel. Yang paling banyak digunakan
adalah agar-agar, yang larut bila dipanaskan sampai suhu 100°C dan tetap cair
bila didinginkan sampai 43°C (Lim, 1998).
Pada saat ini telah tersedia medium
dalam bentuk terdehidrasi (bubuk) sehingga penyiapan medium menjadi sangat
mudah, tinggal menimbang, melarutkan dalam air, menyesuaikan pH-nya,
menempatkan dalam wadah dan mensterilkan (Lim, 1998).
Dalam pembuatan media dapat
digunakan 3 buah larutan peptone dengan pH 7,9 yang berfungsi untuk membantu
pembiakan media. Larutan PCA (Potato Clostirel agar) dengan menggunakan media
bakteri dan larutan PDA (Potato Dextrose Agar) dengan menggunakan tempe
(kapang) atau tomat (Khamir). Pembuatan media ini harus dipersiapkan selama 2-3
minggu (Hadioetomo, 1993).
Penyiapan media komersial
ini pada umumnya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1.
Setiap
komponen atau medium terhidrasi (bubuk) dilarutkan ke dalam aquades atau air
suling pada volume yang tepat dan sesuai.
2.
pH media ditentukan dan disesuaikan
dengan nilai optimum pertumbuhan mikroba sebagaimana tertera pada kemasan media
komersial.
3.
Dituang
ke dalam media yang sesuai, seperti erlenmeyer atau tabung labu dan
disumbat dengan penutup yang kuat.
4.
Disterilisasi
dengan suhu dan waktu yang adequate (memadai) sesuai dengan yang tertera
pada kemasan. (Umumnya pada suhu 121oC selama 15 menit).
Komponen anorganik maupun organik
merupakan substrat ataupun medium yang baik bagi kehidupan mikroorganisme.
Mikroorganisme penghuni tanah merupakan campuran populasi dari protozoa
(amoeba, flagllata, cilliata), bakteri (clostridium, rhizobium), alga
(ganggang) seperti alga biru, hijau dan jamur terutama jamur bertingkat rendah
seperti jamur lender, berbagai ragi, dan berbagai phyromycetes dan ascomycetes
(Dwijoseputro, 1998).
Tujuan
Tujuan
praktikum ini adalah agar dapat melakukan pembuatan media
pertumbuhan Potato Dexrose Agar
untuk tempat tumbuh media yang ingin diamati.
TINJAUAN
PUSTAKA
Mikroorganisme yang ingin kita
tumbuhkan, yang pertama harus dilakukan adalah memahami kebutuhan dasarnya
kemudian memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan. Air
sangat penting bagi organisme bersel tunggal sebagai komponen utama
protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium
sebaiknya menggunakan air suling. Air sadah umumnya mengandung ion kalsium dan
magnesium yang tinggi. Pada medium yang mengandung pepton dan ektrak daging,
air dengan kualitas air sadah sudah dapat menyebabkan terbentuknya endapan
fosfat dan magnesium fosfat (Hadioetomo, 1993).
Media berfungsi untuk menumbuhkan
mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan
perhitungan jumlah mikroba, di mana dalam proses pembuatannya harus
disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada
media (Volk, 1993).
Potato
Dextrose Agar (PDA) digunakan
untuk menumbuhkan yeast dan kapang.
Dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau
produk makanan. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu
terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan
kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. Cara membuat
PDA adalah mensuspensikan 39 g media dalam 1 liter air yang telah didestilasi.
Campur dan panaskan serta aduk. Didihkan selama 1 menit untuk melarutkan media
secara sempurna. Sterilisasi pada suhu 121°C selama 15 menit. Dinginkan hingga
suhu 40-45°C dan tuang dalam cawan petri dengan pH akhir 5,6+0,2 (Schegel,
1993).
Memformulasikan suatu medium atau
bahan yang akan digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di dalamnya harus
memperhatikan berbagi macam ketentuan seperti jika kita ingin membuat medium
untuk organisme bersel tunggal, biasanya air sangat penting sebagai komponen
utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel (Volk, 1993).
Pembuatan medium agar padat,
digunakan agar-agar, gelatin atau gel silika. Bahan agar yang utama adalah
galaktan (komplek karbohidrat yang diekstrak dari alga genus Gelidium). Agar
akan larut atau cair pada suhu hampir 100oC dan akan cair apabila
kurang lebih 43°C (Hadioetomo, 1993).
Menurut Schlegel (1993) agar
merupakan media tumbuh yang ideal yang diperkenalkan melalui metode
bacteriaological.
Organisme hidup memerlukan nutrisi
untuk pertumbuhannya. Substansi kimia organik dan anorganik diperoleh dari
lingkungan dalam berbagai macam bentuk. Nutrien diambil dari lingkungan
kemudian ditransformasikan melalui membran plasma menuju sel. Di sel beberapa
nutrisi diolah menghasilkan energi yang digunakan dalam proses seluler (Lim,
1998).
Bakteri dalam medium juga memerlukan
makanan untuk pertumbuhannya. Bakteri yang tidak punya akar harus berada pada
permukaan larutan makanan yang cair. Pertumbuhan bakteri berarti meningkatnya
jumlah sel yang konstituen (yang menyusun). Apabila disusun 10 bakteri dalam 1
ml medium yang cocok dan 24 jam kemudian ditemukan 10 juta bakteri tiap
milimeternya, maka terjadilah pertumbuhan bakteri. Meningkatnya jumlah bakteri
terjadi dengan proses yang disebut dengan pembelahan biner, di mana setiap
bakteri membentuk dinding baru (Volk,
1993).
BAHAN DAN
METODE
Bahan dan Alat
Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum
ini adalah kentang
200 gram, agar 20 gram, Dextrose atau gula pasir 20 gram, dan aquades 1 liter.
Alat
Alat yang digunakan pada praktikum
ini adalah pisau,
timbangan elektrik/neraca analitik, botol C 1000, panci, kompor, labu erlenmeyer, pengaduk, aluminium foil, dan autoklaf.
Waktu dan Tempat
Pelaksanaan
praktikum ini berlangsung pada hari Senin, 7 Oktober 2013 pada pukul 10.50-12.30 WITA. Bertempat
di Laboratorium Fitopatologi Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat.
Prosedur kerja
Prosedur Kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah
sebagai berikut :
1.
Menyiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan.
2.
Mengupas
kentang, potong berbentuk dadu kemudian dicuci hingga bersih.
3.
Menimbang kentang dengan berat 200 gr
dengan neraca analitik, timbang
dextrose atau gula pasir 20 gr
dan agar 20 gr.
4.
Memasukkan
kentang yang telah dipotong dadu ke dalam air mendidih tunggu hingga kentangnya
empuk, angkat disaring kemudian masukkan ke
dalam labu erlenmeyer.
5.
Setelah
itu masukkan lagi air kedalam panci dengan takaran yang sama, kemudian masukkan
dextrose 20 gr aduk hingga rata. Setelah 1 menit masukkan agar 20 gr, gula pasir 20 gr kemudian aduk hingga merata.
6.
Mengangkat
dan memasukkan ke dalam labu erlenmeyer tutup rapat dengan kapas.
7.
Membalut
dengan cling worp, kemudian masukkan ke dalam autoklaf.
8.
Meletakkan
keatas kompor, tunggu sampai keluar uap dari dalam autoklaf, tunggu hingga 15 menit dengan
suhu 1210C atau pada tekanan 15psi matikan kompor. Tunggu hingga 30
menit kemudian ambil media dari dalam autoklaf tuangkan ke dalam cawan petri, botol C 1000.
9.
Membalut
cawan petri dan botol C 1000 dengan cling worp dengan rapat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel
1. Hasil Pembuatan Media PDA
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
1.
|
|
Kentang
untuk pembuatan potato dextrose agar (PDA) kentang yang
sudah dipotong dadu.
|
2.
|
|
Gula pasir untuk pembuatan potato dextrose agar (PDA) sebanyak 20
gram.
|
3.
|
|
Agar untuk pembuatan potato dextrose agar (PDA) sebanyak 20
gram.
|
4.
|
|
Dextrose untuk pembutan potato dextrose agar (PDA) sebanyak 20
gram.
|
Tabel 1. Lanjutan
5.
|
|
Potato dextrose agar (PDA) yang sudah
jadi.
|
6.
|
|
PDA yang sudah dimasukkan kedalam botol dan diberi
kapas yang dilapis dengan aluminium foil
|
7.
|
|
PDA yang dimasukkan kedalam autoklaf untuk penyeterilan
selama 15-20 menit pada tekanan 15 psi
|
Pembahasan
Media pertumbuhan mikroorganisme
adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang
diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan
nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen
sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi
kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Media harus
mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme sel yaitu berupa unsur
makro seperti C, H, O, N, P, unsur mikro seperti Fe, Mg dan unsur pelikan/trace
element.
Alat yang akan digunakan dalam suatu
penelitian atau praktikum harus disterilisasi terlebih dahulu untuk membebaskan
semua bahan dan peralatan tersebut dari semua bentuk kehidupan. Sterilisasi
merupakan suatu proses untuk mematikan
semua organisme yang teradapat
pada suatu benda. Proses sterilisasi
dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu penggunaan panas
(pemijaran dan udara panas), penyaringan, dan penggunaan bahan kimia (etilena
oksida, asam perasetat, formaldehida dan glutaraldehida alkalin).
Potato dextrose agar (PDA) digunakan untuk menumbuhkan
atau mengidentifikasi yeast dan kapang. Syarat suatu media yaitu suatu media harus
mengandung semua nutrisi atau zat hara yang mudah digunakan mikroba, mempunyai
tekanan osmosis, tegangan muka dan pH
yang sesuai, tidak mengandung zat penghambat dan harus steril.
Dalam
pembuatan potato
dextrose agar (PDA) kentang dan agar merupakan salah satu bahan
yang paling penting. Hal ini dikarenakan kentang banyak menggandung karbohidrat
yang sangat diperlukan oleh suatu mikroorganisme sedangkan agar digunakan
sebagai bahan pemadat karena tidak dapat diuraikan oleh mikroba. Organisme
menyerap karbohidrat dari kaldu kentang dan gula serta dari agar. Dalam pembuatan potato dextrose agar
(PDA) bisa menggunakan dextros yang berfungsi sebagai nutrient yang
dapat mempercepat pertumbuhan mikroba, namun dextros tersebut dapat digantikan dengan gula pasir yang biasa.
Organisme menyerap
karbohidrat dari kaldu kentang dan gula serta dari agar yang telah tercampur
oleh karena itu kentang harus dipotong dadu, agar karbohidrat di kentang dapat
keluar dan menyatu dengan air sehingga menjadi kaldu. Karbohidrat ditambahkan
untuk memperkaya pembentukan asam amino dan gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat
yang umumnya digunakan dalam amilum, glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa,
manitol, dan lain-lain.
Cara pembuatan media
potato dextrose agar (PDA) yaitu dengan cara mengupas kentang, potong berbentuk dadu kemudian
dicuci hingga bersih. Menimbang
kentang dengan berat 200 gr dengan neraca analitik, timbang dextrose atau gula pasir 20 gr dan agar 20 gr.
Memasukkan kentang yang telah
dipotong dadu ke dalam air mendidih tunggu hingga kentangnya empuk, angkat disaring kemudian masukkan ke
dalam labu erlenmeyer.
Setelah itu masukkan lagi air
kedalam panci dengan takaran yang sama, kemudian masukkan dextrose 20 gr aduk
hingga rata. Setelah 1 menit masukkan agar 20 gr, gula pasir 20 gr kemudian aduk hingga merata.
Mengangkat dan memasukkan ke dalam
labu erlenmeyer tutup rapat dengan kapas. Membalut dengan cling worp, kemudian
masukkan ke dalam autoklaf. Meletakkan keatas kompor, tunggu sampai keluar uap dari dalam autoklaf, tunggu
hingga 15 menit dengan suhu 1210C atau pada tekanan 15psi matikan
kompor. Tunggu hingga 30 menit kemudian ambil media dari dalam autoklaf
tuangkan ke dalam cawan petri, botol C 1000. Membalut cawan petri dan botol C
1000 dengan cling worp dengan rapat.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.
Media
pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran
zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
2.
Pertumbuhan
bakteri selain memerlukan nutrisi, juga memerlukan pH yang tepat.
3.
Diharapkan
dapat menjaga kondisi aseptis lingkungan serta perlengkapan dalam pembuatan
media agar dapat menghasilkan mikroba yang diinginkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Dwijoseputro,
D. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan: Malang.
Hadioetomo,
R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia : Jakarta.
Lim,D.
1998. Microbiology, 2nd Edition. McGrow-hill book, New york.
Schegel,
G.H. 1993. General Microbiologi seventh edition. Cambrige
University Press, USA.
Volk , W.
A & Wheeler. M. F. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid 1 Edisi ke 5.
Erlangga, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar