PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Bakteri merupakan makhluk hidup yang
umumnya tidak berklorofil, mempunyai diameter berukuran 0,5-1 milimikron, dan
panjang 0,1-10 milimikron. Bakteri mampu hidup diberbagai media sehingga
disebut bersifat kosmopolitan. Bakteri merupakan mikroba prokariotik
uniselular, berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan sel. Bakteri
tidak berklorofil kecuali beberapa yang bersifat fotosintetik. Bakteri ada yang
dapat hidup bebas, parasitik, saprofitik, patogen pada manusia, hewan dan
tumbuhan (Moaledj, 1986).
Fungi dalam bahasa
Indonesia disebut cendawan. Ciri-ciri cendawan secara umum ialah makhluk hidup
eukariotik, heterotrofik (tidak memiliki klorofil), memperoleh nutrisi melalui
absorbsi dan enegi simpanannya berupa glikogen. Cendawan mempunyai struktur
somatik bersel satu atau banyak (multiseluler), kebanyakan berupa hifa dengan
komponen utama dinding selnya ialah zat kitin, serta berkembang biak secara
seksual dan aseksual dengan membentuk spora. Dalam definisi ini, cendawan mencakup
jamur, kapang, dan khamir. Jamur (mushroom) ialah cendawan yang tubuh buahnya berukuran
besar dan sebaliknya kapang (moulds) ialah cendawan yang berukuran renik.
Khamir (yeast) ialah cendawan bersel tunggal (Rohimat, 2002).
Cendawan bukanlah
tumbuhan atau hewan. Cendawan tidak memiliki klorofil seperti tumbuhan sehingga
tidak dapat melakukan fotosintesis dan menyimpan karbohidrat dalam bentuk glikogen bukan pati seperti tumbuhan.
Cendawan tidak menelan dan mengunyah makanan seperti pada hewan, melainkan
merombak makanannya di luar tubuh secara enzimatik dan diserap melalui
hifa.Cendawan termasuk makhluk hidup eukariotik (Rohimat, 2002).
Tujuan
Tujuan dari praktikum
ini adalah untuk memurnikan bakteri sehingga diperoleh koloni tunggal.
TINJAUAN
PUSTAKA
Bakteri menurut berasal dari kata Latin bacterium (jamak,
bacteria), adalah kelompok terbanyak dari organisme hidup. Mereka sangatlah
kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniselular (bersel tunggal), dengan struktur
sel yang relatif sederhana tanpa nukleus atau inti sel, cytoskeleton, dan organel lain seperti mitokondria dan kloroplas
(Madigan, 2009).
Berdasarkan bentuk morfologinya, bakteri dapat dibagi atas
tiga golongan yaitu golongan
basil, golongan kokus, dan golongan spiril. Basil berbentuk serupa tongkat
pendek, silindris. Kokus adalah bakteri yang bentuknya serupa bola-bola kecil.
Sedangkan spiril ialah bakteri yang bengkok atau berbengkok-bengkok serupa
spiral (Dwidjoseputro, 1998).
Bakteri berbentuk bulat menurut Fardiaz (2002) dapat
dibedakan atas beberapa kelompok berdasarkan pengelompokan selnya, yang
merupakan salah satu sifat yang penting dalam indentifikasi, yaitu:
a.
Diplokoki
: sel berpasangan (dua sel).
b.
Streptokoki
: rangkaian sel membentuk rantai panjang atau pendek.
c.
Tetrad
: empat sel membentuk persegi panjang.
d.
Stapilokoki
: kumpulan sel yang tidak beraturan seperti buah anggur.
e.
Sarcinae
: kumpulan sel berbentuk kubus yang terdiri dari 8 sel atau lebih dari 8 sel
atau lebih.
Suatu organisme
boleh dikatakan memerlukan beberapa unsur logam saperti natrium, kalsium,
kalium, magnesium, mangan, besi, seng, tembaga, fosfor dan kobalt untuk
pertumbuhannya yang normal. Demikian juga dengan bakteri,
Jumlah yang diperlukan amat
sedikit. Yang dimaksud faktor tumbuh adalah komponen selular esensial yang
tidak dapat disintesis sendiri oleh suatu organisme dari sumber dasar karbon
dan nitrogennya(Dewi, 2008).
Komponen sel
yang dimaksud dapat berupa asam-asam amino atau vitamin. Bagi banyak
heterotrof, kebutuhannya akan faktor tumbuh sudah dipenuhi oleh ekstrak daging
atau kaldu nutrien. Namun bagi patogen-patogen yang rewel (fastidious),
diperlukan medium yang lebih rumit seperti agar darah untuk penyediaan faktor
tumbuh yang ditumbuhkan (Dewi, 2008).
Konsistensi
medium dapat dibuat bermacam-macam bergantung pada keperluannya. Misalkan, medium
cair seperti kaldu nutrien atau kaldu glukosa dapat digunakan untuk berbagai
keperluan seperti pembiakan organisme dalam jumlah besar dan berbagai macam
uji. Bila diinginkan medium padat, dapat ditambahkan bahan pemadat ke dalam
medium kaldu. Medium padat biasanya digunakan untuk mengamati penampilan atau
morfologi koloni dan mengisolasi biakan murni (Dewi, 2008).
Sampai dengan tahun 1930, penyiapan medium sangat memakan
waktu karena harus dibuat dari berbagai bahan mentah. Dewasa ini dengan
tersedianya medium dalam bentuk terdehidrasi (bentuk bubuk), penyiapan medium
menjadi sangat mudah dan pada umumnya kita tinggal menimbangnya, melarutkannya
dalam air, menyesuaikan pH-nya bila perlu, menempatkannya dalam wadah-wadah
yang sesuai dan mensterilkannya. Namun di Indonesia medium semacam ini masih
diimpor dari negara-negara maju dan harganya pun amat tinggi (Dewi, 2008).
Di alam terdapat banyak
mikroorganisme yang hidup. Mikroorganisme yang terdapat di alam tersebut
terdapat dalam bentuk kumpulan massa sel/ koloni. Untuk mempelajari suatu jenis
koloni dan sifat mikroorganisme tersebut, kita memerlukan teknik pembiakan
mikroorganisme terlebih dahulu.Setelah di biakan, kita perlu menghitung atau
menentukan banyaknya mikroba untuk mengetahui seberapa jauh sampel itu tercemar
oleh mikroba.Karena bakteri adalah mikroba uniseluler yang bersifat transparan
(Madigan, 2009).
Sel bakteri dapat
mensekresikan lendir ke permukaan dinding selnya. Lendir yang terakumulasi di
permukaan terluar dinding sel akan membentuk kapsul. Kapsul ini berfungsi untuk
mempertahankan diri dari kondisi lingkungan yang buruk.Bakteri yang berkapsul
lebih sering menimbulkan penyakit dibandingkan dengan bakteri yang tidak
berkapsul (Madigan, 2009).
Membran sitoplasma
meliputi 8-10% dari bobot kering sel dan tersusun atas fosfolipida dan
protein.Fungsi utama membran sitoplasma adalah sebagai alat transpor elektron
dan proton yang dibebaskan pada waktu oksidasi bahan makanan dan sebagai alat
pengatur pengangkutan senyawa yang memasuki dan meninggalkan sel (Madigan,
2009).
Pada kondisi yang tidak
menguntungkan bakteri dapat membentuk endospora yang berfungsi melindungi
bakteri dari panas dan gangguan alam.Bakteri ada yang bergerak dengan flagela
dan ada yang bergerak tanpa flagela. Bakteri tanpa flagela bergerak dengan cara
berguling. Setiap sel bakteri memiliki jumlah flagela yang berbeda. Berdasarkan
jumlah dan letak flagela, bakteri dibedakan menjadi 4, yaitu (Madigan, 2009) :
1.
Bakteri monotrik, yaitu
bakteri yang mempunyai satu flagela pada salah satu ujung selnya.
2.
Bakteri amfitrik, yaitu
bakteri yang pada kedua ujung selnya mempunyai satu flagela.
3.
Bakteri lofotrik, yaitu
bakteri yang pada salah satu ujung selnya memiliki seberkas flagela.
4.
Bakteri peritrik, yaitu
bakteri yang pada seluruh tubuhnya terdapat flagela.
Pada
umumnya mikroorganisme tersebut lebih banyak terdapat di atau dekat permukaan
tanah.makin masuk ke dalam tanah makin berkurang.
Bakteri dan jamur hidup sebagai saprofit dan menghancurkan bahan-bahan organik.Umumnya bakteri autotrof dan bakteri saproba merupakan populasi yang besar. Bakteri parasit kurang dapat bertahan didalam tanah karena kondisi substrat dan karena kompetisi dengan mikroorganisme lain. Satu golongan bakteri yang khas penghuni tanah dan memberi bau tanah adalah Streptomyces (Fardiaz, 2002).
Bakteri dan jamur hidup sebagai saprofit dan menghancurkan bahan-bahan organik.Umumnya bakteri autotrof dan bakteri saproba merupakan populasi yang besar. Bakteri parasit kurang dapat bertahan didalam tanah karena kondisi substrat dan karena kompetisi dengan mikroorganisme lain. Satu golongan bakteri yang khas penghuni tanah dan memberi bau tanah adalah Streptomyces (Fardiaz, 2002).
BAHAN
DAN METODE
Alat
dan Bahan
Alat
Adapun alat yang
digunakan dalam praktikum ini adalah kompor, panci, cawan petri, gelas ukur,
jarum ose, lampu bunsen dan cling warp.
Bahan
Adapun bahan yang
digunakan dalam praktikum ini adalah media NA (Natrium Agar), air dan isolat bakteri.
Tempat
dan Waktu
Praktikum dilaksanakan pada hari Senin 02 Desember 2013
pukul 11.00 WITA sampai selesai, di laboratorium Fitopatologi Fakultas
Pertanian Banjarbaru Universitas Lambung Mangkurat.
Tujuan
1. Mencairkan
media NA (Natrium Agar) yang telah membeku dengan menggunakan panci yang diisi
dengan air dengan menggunakan kompor.
2. Jika
sudah cair dinginkan sebentar, panaskan jarum ose sampai merah dan dinginkan
ambil isolat baru.
3. Menggoreskan
berbentuk zig-zag lalu diputar cawan petrinya dan sambil dipanaskan pada lampu
Bunsen.
4. Memanaskan
kembali jarum ose dan tarik goresan yang ada pada cawan petri, sampai keempat
sisi digores.
5. Goresan
terakhir ditengah media tetapi hanya sedikit.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Hasil
Adapun hasil dari praktikum yang telah
dilaksankan yaitu diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel
1.Hasil praktikum
pemurnian bakteri.
No.
|
Gambar
|
Keterangan
|
1.
|
|
Pencairan
media NA (Natrium Agar)
|
2.
|
|
Media
NA yang akan dituang kedalam cawan petri sebagai media untuk menumbuhkan bakteri
dan akan digores dengan menggunakan jarum ose
|
3.
|
|
Hasil
goresan pada media.
|
Pembahasan
Proses pemurnian
bakteri ini adalah untuk mendapatkan koloni tunggal yang tumbuh pada media NA
(Natrium Agar). Untuk mempelajari suatu jenis koloni dan sifat mikroorganisme
tersebut, kita memerlukan teknik pembiakan mikroorganisme terlebih dahulu. Setelah
dibiakan, kita perlu menghitung atau menentukan banyaknya mikroba untuk
mengetahui seberapa jauh sampel itu tercemar oleh mikroba. Karena bakteri
adalah mikroba uniseluler yang bersifat transparan.
Pemurnian ini dilakukan
pada ruang isolasi dengan menuangkan media Natrium Agar yang cair ke dalam
media cawan petri. Kemudian digores sesuai dengan prosedur kerjanya. Dalam
penggoresannya menggunakan jarum ose yang dipanaskan sampai berwarna merah dan
didiamkan sebentar lalu dilakukan penggoresan. Bakteri memiliki ciri berlendir
sedangkan jamur memiliki ciri yaitu berupa hifa.
Cara khas bakteri berkembangbiak adalah dengan cara
pembelahan biner melintang. Selang waktu yang dibutuhkan bagi sel untuk
membelah diri menjadi dua kali lipat dinamakan waktu generasi atau waktu
berganda. Tidak semua spesies mikroba mempunyai waktu generasi yang sama. Waktu
generasi untuk suatu spesies bakteri tertentu juga tidak sama pada segala
kondisi. Waktu generasi amat bergantung pada cukup atau tidaknya kondisi fisik.
Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah
pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan
tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri
(inokulasi) terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya
dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya
kontaminasi.
Metode gores adalah metodeyang digunakan karena lebih
menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan
yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan
koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan dipermukaan media agar nutrien dalam
cawaan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan
akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni.
Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat
bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis.
Dalam pengerjaannya terkadang berbeda pada masing-masing laboratorium tapi
tujuannya sama yaitu untuk membuat goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium
pembiakan.
KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini yaitu sebagai berikut :
1. Metode
gores adalah metode yang
digunakan karena lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan
waktu, tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yang diperoleh dengan latihan.
2. Sel
bakteri merupakan sel yang dapat mensekresikan lendir ke permukaan dinding
selnya. Lendir yang terakumulasi di permukaan terluar dinding sel akan
membentuk kapsul. Kapsul ini berfungsi untuk mempertahankan diri dari kondisi
lingkungan yang buruk.
3. Bakteri parasit kurang dapat bertahan didalam tanah
karena kondisi substrat dan karena kompetisi dengan mikroorganisme lain.
DAFTAR
PUSTAKA
Dewi Indriani.2005.
Teknik Pemurnian. Sumber :http//Waluyo.wordpress.com/2005/03/11/teknik.pemurnian.html. Diakses pada tanggal.2 Desember
2013.
Dwidjoseputro. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan :Jakarta
Fardiaz. 2002. Mikrobiologi
Pangan1. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Madigan. 2009. Bakteri.Diakses pada tanggal 2 Desember 2013.
Moaledj, K.
1986. Comparison of Gram-staining and
alternate methods, KOH test and aminopeptidase activity in aquatic bacteria:
their.
Rohimat, Srikandi. 2002.
Analisis Mikrobiologi Pangan. PT.
Raja Grafindo : Jakart
Tidak ada komentar:
Posting Komentar