Kamis, 10 April 2014

pemurnian bakteri



PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bakteri merupakan makhluk hidup yang umumnya tidak berklorofil, mempunyai diameter berukuran 0,5-1 milimikron, dan panjang 0,1-10 milimikron. Bakteri mampu hidup diberbagai media sehingga disebut bersifat kosmopolitan. Bakteri merupakan mikroba prokariotik uniselular, berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan sel. Bakteri tidak berklorofil kecuali beberapa yang bersifat fotosintetik. Bakteri ada yang dapat hidup bebas, parasitik, saprofitik, patogen pada manusia, hewan dan tumbuhan (Moaledj, 1986).
Fungi dalam bahasa Indonesia disebut cendawan. Ciri-ciri cendawan secara umum ialah makhluk hidup eukariotik, heterotrofik (tidak memiliki klorofil), memperoleh nutrisi melalui absorbsi dan enegi simpanannya berupa glikogen. Cendawan mempunyai struktur somatik bersel satu atau banyak (multiseluler), kebanyakan berupa hifa dengan komponen utama dinding selnya ialah zat kitin, serta berkembang biak secara seksual dan aseksual dengan membentuk spora. Dalam definisi ini, cendawan mencakup jamur, kapang, dan khamir. Jamur (mushroom) ialah cendawan yang tubuh buahnya berukuran besar dan sebaliknya kapang (moulds) ialah cendawan yang berukuran renik. Khamir (yeast) ialah cendawan bersel tunggal (Rohimat, 2002).
Cendawan bukanlah tumbuhan atau hewan. Cendawan tidak memiliki klorofil seperti tumbuhan sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis dan menyimpan karbohidrat  dalam bentuk glikogen bukan pati seperti tumbuhan. Cendawan tidak menelan dan mengunyah makanan seperti pada hewan, melainkan merombak makanannya di luar tubuh secara enzimatik dan diserap melalui hifa.Cendawan termasuk makhluk hidup eukariotik (Rohimat, 2002).

Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memurnikan bakteri sehingga diperoleh koloni tunggal.

















TINJAUAN PUSTAKA
Bakteri menurut berasal dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok terbanyak dari organisme hidup. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniselular (bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa nukleus atau inti sel, cytoskeleton, dan organel lain seperti mitokondria dan kloroplas (Madigan, 2009).
Berdasarkan bentuk morfologinya, bakteri dapat dibagi atas tiga golongan yaitu golongan basil, golongan kokus, dan golongan spiril. Basil berbentuk serupa tongkat pendek, silindris. Kokus adalah bakteri yang bentuknya serupa bola-bola kecil. Sedangkan spiril ialah bakteri yang bengkok atau berbengkok-bengkok serupa spiral (Dwidjoseputro, 1998).
Bakteri berbentuk bulat menurut Fardiaz (2002) dapat dibedakan atas beberapa kelompok berdasarkan pengelompokan selnya, yang merupakan salah satu sifat yang penting dalam indentifikasi, yaitu:
a.         Diplokoki : sel berpasangan (dua sel).
b.        Streptokoki : rangkaian sel membentuk rantai panjang atau pendek.
c.         Tetrad : empat sel membentuk persegi panjang.
d.        Stapilokoki : kumpulan sel yang tidak beraturan seperti buah anggur.
e.         Sarcinae : kumpulan sel berbentuk kubus yang terdiri dari 8 sel atau lebih dari 8 sel atau lebih.
Suatu organisme boleh dikatakan memerlukan beberapa unsur logam saperti natrium, kalsium, kalium, magnesium, mangan, besi, seng, tembaga, fosfor dan kobalt untuk pertumbuhannya yang normal. Demikian juga dengan bakteri,

Jumlah yang diperlukan amat sedikit. Yang dimaksud faktor tumbuh adalah komponen selular esensial yang tidak dapat disintesis sendiri oleh suatu organisme dari sumber dasar karbon dan nitrogennya(Dewi, 2008).
Komponen sel yang dimaksud dapat berupa asam-asam amino atau vitamin. Bagi banyak heterotrof, kebutuhannya akan faktor tumbuh sudah dipenuhi oleh ekstrak daging atau kaldu nutrien. Namun bagi patogen-patogen yang rewel (fastidious), diperlukan medium yang lebih rumit seperti agar darah untuk penyediaan faktor tumbuh yang ditumbuhkan (Dewi, 2008).
Konsistensi medium dapat dibuat bermacam-macam bergantung pada keperluannya. Misalkan, medium cair seperti kaldu nutrien atau kaldu glukosa dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti pembiakan organisme dalam jumlah besar dan berbagai macam uji. Bila diinginkan medium padat, dapat ditambahkan bahan pemadat ke dalam medium kaldu. Medium padat biasanya digunakan untuk mengamati penampilan atau morfologi koloni dan mengisolasi biakan murni (Dewi, 2008).
            Sampai dengan tahun 1930, penyiapan medium sangat memakan waktu karena harus dibuat dari berbagai bahan mentah. Dewasa ini dengan tersedianya medium dalam bentuk terdehidrasi (bentuk bubuk), penyiapan medium menjadi sangat mudah dan pada umumnya kita tinggal menimbangnya, melarutkannya dalam air, menyesuaikan pH-nya bila perlu, menempatkannya dalam wadah-wadah yang sesuai dan mensterilkannya. Namun di Indonesia medium semacam ini masih diimpor dari negara-negara maju dan harganya pun amat tinggi (Dewi, 2008).
Di alam terdapat banyak mikroorganisme yang hidup. Mikroorganisme yang terdapat di alam tersebut terdapat dalam bentuk kumpulan massa sel/ koloni. Untuk mempelajari suatu jenis koloni dan sifat mikroorganisme tersebut, kita memerlukan teknik pembiakan mikroorganisme terlebih dahulu.Setelah di biakan, kita perlu menghitung atau menentukan banyaknya mikroba untuk mengetahui seberapa jauh sampel itu tercemar oleh mikroba.Karena bakteri adalah mikroba uniseluler yang bersifat transparan (Madigan, 2009).
Sel bakteri dapat mensekresikan lendir ke permukaan dinding selnya. Lendir yang terakumulasi di permukaan terluar dinding sel akan membentuk kapsul. Kapsul ini berfungsi untuk mempertahankan diri dari kondisi lingkungan yang buruk.Bakteri yang berkapsul lebih sering menimbulkan penyakit dibandingkan dengan bakteri yang tidak berkapsul (Madigan, 2009).
Membran sitoplasma meliputi 8-10% dari bobot kering sel dan tersusun atas fosfolipida dan protein.Fungsi utama membran sitoplasma adalah sebagai alat transpor elektron dan proton yang dibebaskan pada waktu oksidasi bahan makanan dan sebagai alat pengatur pengangkutan senyawa yang memasuki dan meninggalkan sel (Madigan, 2009).
Pada kondisi yang tidak menguntungkan bakteri dapat membentuk endospora yang berfungsi melindungi bakteri dari panas dan gangguan alam.Bakteri ada yang bergerak dengan flagela dan ada yang bergerak tanpa flagela. Bakteri tanpa flagela bergerak dengan cara berguling. Setiap sel bakteri memiliki jumlah flagela yang berbeda. Berdasarkan jumlah dan letak flagela, bakteri dibedakan menjadi 4, yaitu (Madigan, 2009) :
1.    Bakteri monotrik, yaitu bakteri yang mempunyai satu flagela pada salah satu ujung selnya.
2.    Bakteri amfitrik, yaitu bakteri yang pada kedua ujung selnya mempunyai satu flagela.
3.    Bakteri lofotrik, yaitu bakteri yang pada salah satu ujung selnya memiliki seberkas flagela.
4.    Bakteri peritrik, yaitu bakteri yang pada seluruh tubuhnya terdapat flagela.
Pada umumnya mikroorganisme tersebut lebih banyak terdapat di atau dekat permukaan tanah.makin masuk ke dalam tanah makin berkurang.
Bakteri dan jamur hidup sebagai saprofit dan menghancurkan bahan-bahan organik.Umumnya bakteri autotrof dan bakteri saproba merupakan populasi yang besar. Bakteri parasit kurang dapat bertahan didalam tanah karena kondisi substrat dan karena kompetisi dengan mikroorganisme lain. Satu golongan bakteri yang khas penghuni tanah dan memberi bau tanah adalah Streptomyces (Fardiaz, 2002).






BAHAN DAN METODE
Alat dan Bahan
Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah kompor, panci, cawan petri, gelas ukur, jarum ose, lampu bunsen dan cling warp.

Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah media NA (Natrium Agar), air dan isolat bakteri.

Tempat dan Waktu
Praktikum dilaksanakan pada hari Senin 02 Desember 2013 pukul 11.00 WITA sampai selesai, di laboratorium Fitopatologi Fakultas Pertanian Banjarbaru Universitas Lambung Mangkurat.

Tujuan
1.    Mencairkan media NA (Natrium Agar) yang telah membeku dengan menggunakan panci yang diisi dengan air dengan menggunakan kompor.
2.    Jika sudah cair dinginkan sebentar, panaskan jarum ose sampai merah dan dinginkan ambil isolat baru.
3.    Menggoreskan berbentuk zig-zag lalu diputar cawan petrinya dan sambil dipanaskan pada lampu Bunsen.
4.    Memanaskan kembali jarum ose dan tarik goresan yang ada pada cawan petri, sampai keempat sisi digores.
5.    Goresan terakhir ditengah media tetapi hanya sedikit.




















HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Adapun hasil dari praktikum yang telah dilaksankan yaitu diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 1.Hasil praktikum pemurnian bakteri.
No.
Gambar
Keterangan
1.


Pencairan media NA (Natrium Agar)


2.


Media NA yang akan dituang kedalam cawan petri sebagai media untuk menumbuhkan bakteri dan akan digores dengan menggunakan jarum ose

3.


Hasil goresan pada media.

Pembahasan
Proses pemurnian bakteri ini adalah untuk mendapatkan koloni tunggal yang tumbuh pada media NA (Natrium Agar). Untuk mempelajari suatu jenis koloni dan sifat mikroorganisme tersebut, kita memerlukan teknik pembiakan mikroorganisme terlebih dahulu. Setelah dibiakan, kita perlu menghitung atau menentukan banyaknya mikroba untuk mengetahui seberapa jauh sampel itu tercemar oleh mikroba. Karena bakteri adalah mikroba uniseluler yang bersifat transparan.
Pemurnian ini dilakukan pada ruang isolasi dengan menuangkan media Natrium Agar yang cair ke dalam media cawan petri. Kemudian digores sesuai dengan prosedur kerjanya. Dalam penggoresannya menggunakan jarum ose yang dipanaskan sampai berwarna merah dan didiamkan sebentar lalu dilakukan penggoresan. Bakteri memiliki ciri berlendir sedangkan jamur memiliki ciri yaitu berupa hifa.
Cara khas bakteri berkembangbiak adalah dengan cara pembelahan biner melintang. Selang waktu yang dibutuhkan bagi sel untuk membelah diri menjadi dua kali lipat dinamakan waktu generasi atau waktu berganda. Tidak semua spesies mikroba mempunyai waktu generasi yang sama. Waktu generasi untuk suatu spesies bakteri tertentu juga tidak sama pada segala kondisi. Waktu generasi amat bergantung pada cukup atau tidaknya kondisi fisik.
Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi.
Metode gores adalah metodeyang digunakan karena lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan dipermukaan media agar nutrien dalam cawaan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni.
Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadang berbeda pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaitu untuk membuat goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan.

KESIMPULAN
            Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini yaitu sebagai berikut :
1.    Metode gores adalah metode yang digunakan karena lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yang diperoleh dengan latihan.
2.    Sel bakteri merupakan sel yang dapat mensekresikan lendir ke permukaan dinding selnya. Lendir yang terakumulasi di permukaan terluar dinding sel akan membentuk kapsul. Kapsul ini berfungsi untuk mempertahankan diri dari kondisi lingkungan yang buruk.
3.    Bakteri parasit kurang dapat bertahan didalam tanah karena kondisi substrat dan karena kompetisi dengan mikroorganisme lain.









DAFTAR PUSTAKA
Dewi   Indriani.2005. Teknik Pemurnian. Sumber :http//Waluyo.wordpress.com/2005/03/11/teknik.pemurnian.html.            Diakses pada tanggal.2 Desember 2013.

Dwidjoseputro. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan :Jakarta

Fardiaz.  2002. Mikrobiologi Pangan1. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta

Madigan. 2009. Bakteri.Diakses pada tanggal 2 Desember 2013.

Moaledj, K. 1986. Comparison of Gram-staining and alternate methods, KOH test and aminopeptidase activity in aquatic bacteria: their.

Rohimat, Srikandi. 2002. Analisis Mikrobiologi Pangan. PT. Raja Grafindo :  Jakart



Tidak ada komentar:

Posting Komentar