PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Di alam populasi mikroba tidak
terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari campuran berbagai macam
sel. Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan kompleks. Beratus-ratus spesies berbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-macam
bagian tubuh kita, termasuk mulut, saluran pencernaan, dan kulit. Sebagai
contoh, sekali bersin dapat menyebarkan beribu-ribu mikroorganisme. Satu tinja
dapat mengandung jutaan bakteri (Pelczar, 1986).
Untuk
pertumbuhan dan perkembangan mikroba, diperlukan substrat yang disebut media.
Sebelum dipergunakan media harus dalam keadaan steril. Susunan bahan, baik
berbentuk bahan alami (seperti toge, kentang, daging, telur, wortel dan
sebagainya) ataupun bahan buatan (berbentuk senyawa kimia baik organik ataupun
anorganik) dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroba, dinamakan
media (Pelczar, 1986).
Medium adalah
bahan yang biasa digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di atas atau di
dalamnya. Langkah awal yang dilakukan sebelum menumbuhkan mikroorganisme adalah
dengan memahami kebutuhan dasar lalu mencoba memformulasikan satu media yang
memberikan hasil terbaik. Persyaratan nutrient mikroorganisme-mikroorganisme
sangat beragam, namun sebagai makhluk hidup mempunyai kebutuhan dasar yang
sama, yaitu meliputi air, karbon, energi, mineral dan faktor tumbuhan (
Hadioetomo, 1993).
Contohnya saja pengamatan untuk uji fermentasi karbohidrat dilakukan dengan cara mengamati
biakan dalam tabung reaksi yang berisi medium karbohidrat dan telah ditambahkan tabung durham
dengan indikator merah fenol. Bila warna medium berubah dari merah menjadi
kuning, artinya bakteri tersebut membentuk asam fermentasi glukosa. Bila pada
tabung durham terdapat gelembung, artinya dari fermentasi tersebut terbentuk
pula gas. Merah fenol adalah indikator pH. Jika pH di atas 7 indikator ini
berwarna merah dan pH dibawah 7 berwarna kuning. Sedangkan untuk pengenalan
morfologi dilakukan dengan cara mengamati koloni cendawan yang telah
diisolasi (Frobisher, 1974).
Semua senyawa
di dalam media dan indikator yang ditambahkan ke dalamnya, mempunyai fungsi
tertentu sesuai dengan sifat pertumbuhan mikroba. Kehadiran senyawa ataupun
indikator tersebut tidak asal saja, tetapi sudah diketahui dan diatur jumlahnya
sehingga sesuai untuk keperluan pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba. Ini
akan selalu didapatkan untuk media-media diferensial, media selektif ataupun
media penguji (Suriawiria, 2005).
Tujuan
Tujuan
praktikum ini adalah untuk mengetahui langkah-langkah pemurnian
dan cara untuk mendapatkan isolat murni.
TINJAUAN
PUSTAKA
Suatu organisme
boleh dikatakan memerlukan beberapa unsur logam saperti natrium, kalsium,
kalium, magnesium, mangan, besi, seng, tembaga, fosfor dan kobalt untuk
pertumbuhannya yang normal. Demikian juga bakteri, jumlah yang diperlukan amat
sedikit. Yang dimaksud faktor tumbuh adalah komponen selular esensial yang
tidak dapat disintesis sendiri oleh suatu organisme dari sumber dasar karbon
dan nitrogennya (Dewi, 2008).
Komponen sel
yang dimaksud dapat berupa asam-asam amino atau vitamin. Bagi banyak
heterotrof, kebutuhannya akan faktor tumbuh sudah dipenuhi oleh ekstrak daging
atau kaldu nutrien. Namun bagi patogen-patogen yang rewel (fastidious), diperlukan
medium yang lebih rumit seperti agar darah untuk penyediaan faktor tumbuh yang
ditumbuhkan (Dewi, 2008).
Konsistensi
medium dapat dibuat bermacam-macam bergantung pada keperluannya. Misalkan,
medium cair seperti kaldu nutrient atau kaldu glukosa dapat digunakan untuk berbagai
keperluan seperti pembiakan organisme dalam jumlah besar dan berbagai macam
uji. Bila diinginkan medium padat, dapat ditambahkan bahan pemadat ke dalam
medium kaldu. Medium padat biasanya digunakan untuk mengamati penampilan atau
morfologi koloni dan mengisolasi biakan murni (Frobisher, 1974).
Sampai dengan tahun 1930, penyiapan medium sangat memakan waktu karena harus
dibuat dari berbagai bahan mentah. Dewasa ini dengan tersedianya medium dalam
bentuk terdehidrasi (bentuk bubuk), penyiapan medium menjadi sangat mudah dan
pada umumnya kita tinggal menimbangnya, melarutkannya dalam air, menyesuaikan
pH-nya bila perlu, menempatkannya dalam wadah-wadah yang sesuai dan
mensterilkannya. Namun di Indonesia medium semacam ini masih diimpor dari negara-negara
maju dan harganya pun amat tinggi (Dewi, 2008).
Mikroba seperi
makhluk hidup lainnya memerlukan nutrisi pertumbuhan. Pengetahuan akan nutrisi
pertumbuhan ini akan membantu di dalam mengkultivasi, mengisolasi dan
mengidentifikasi mikroba. Mikroba memiliki karakteristik dan ciri yang
berbeda-beda di dalam persyaratan pertumbuhannya. Ada mikroba yang bisa hidup
hanya pada media yang mengandung sulfur dan ada pula yang tidak mampu hidup dan
seterusnya. Karakteristik persyaratan pertumbuhan mikroba inilah yang
menyebabkan bermacam-macamnya media penunjang pertumbuhan mikroba (Dewi, 2008).
Medium
biakan murni harus steril sebelum inokulasi agar
tidak ada lagi organisme hidup berada dalam medium yang diinokulasi.
Sterilisasi dalam mikroba adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme
yang terdapat pada atau didalam suatu benda. Ada tiga cara utama yang umumnya
dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, penggunaan bahan kimia dan
penyaringan. Bila panas digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut
sterilisasi panas lembab atau sterilisasi basah, bila tanpa kelembapan maka disebut
sterilisasi panas kering atau sterilisasi kering. Sterilisasi kimia dapat
dilakukan dengan menggunakan gas atau radiasi (Hadioetomo, 1993).
Syarat-syarat
tumbuh mikroba adalah mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh
mikroba, mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai
dengan kebutuhan mikroba yang ditumbuhkan, berada dalam kondisi steril sebelum digunakan agar mikroba yang diinginkan
dapat tumbuh baik (Frobisher, 1974).
BAHAN
DAN METODE
Bahan
dan Alat
Bahan
Bahan yang
digunakan pada praktikum ini adalah alkohol 70%, cendawan yang di tumbuhkan pada media pemurnian, media
biakan (PDA) dan kapas.
Alat
Alat-alat yang
digunakan dalam pratikum ini adalah kamera digital, cawan petri, jarum ent, lampu bunsen dan cling wrap.
Tempat
dan Waktu
Pratikum
ini dilaksanakan
pada hari Senin, 04 Nopember 2013 pukul 11.00-13.50 wita di Laboratorium Fitopatologi
Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Prosedur
Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah
sebagai berikut :
1. Cuci tangan
dengan menggunakan alkohol 70%, agar tangan menjadi steril.
2. Celupkan
jarum ent kedalam alkohol dan air steril, kemudian panaskan pada lampu bunsen.
3. Ambil
cendawan dengan menggunakan jarum ent.
4. Ambil media
biakan (PDA), lalu pada bibir botol C1000 di panaskan dengan lampu bunsen.
5. Masukkan cendawan
ke dalam botol C1000, lalu panaskan lagi tutup dengan kapan kemudian balut
dengan cling wrap.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pada
praktikum pemurnian, maka didapat hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil pemurnian patogen
No.
|
Gambar
|
Keterangan
|
1.
|
|
Alat-alat yang digunakan dalam pemurnian cendawan.
|
2.
|
|
Cendawan yang di tumbuhkan
pada media pemurnian dalam botol C1000 yang telah dipanaskan mulut botolnya.
|
3.
|
|
Bibir cawan petri yang dipanaskan dengan lampu bunsen.
|
Tabel 1.
Lanjutan
4.
|
|
Memasukkan cendawan ke dalam botol C1000.
|
5.
|
|
Cendawan yang telah dimasukkan ke dalam botol C1000.
|
6.
|
|
Isolat murni.
|
Pembahasan
Media yang diolah pada praktikum
kali ini adalah media PDA (Potato Dextrose Agar). Untuk media PDA (Potato
Dextrose Agar), media ini berwarna putih kekuningan (krem), dan berfungsi untuk
menumbuhkan cendawan dan untuk mengisolasi bakteri. Media PDA (Potato Dextrose
Agar) ini bersifat enrichment
media, yaitu media yang digunakan untuk memperbanyak/
menumbuhkan cendawan menjadi lebih
banyak.
Setelah proses isolasi selesai, kita
dapat melakukan proses pemurnian, namun pertama-tama harus mencuci tangan
dengan menggunakan alkohol 70%, agar tangan menjadi steril. Kemudian celupkan
jarum ent kedalam alkohol
dan air steril, kemudian panaskan pada lampu bunsen, panaskan hingga ujung
jarum ent berwarna merah bara. Ambil jamur dengan menggunakan jarum ent. Ambil media biakan (PDA) yang telah disterilkan, lalu pada bibir botol C1000 panaskan dengan lampu bunsen. Masukkan cendawan ke dalam botol C1000dalam, lalu
panaskan lagi, kemudian balut dengan cling wrap. Setelah
proses tersebut selesai, selanjutnya hanyalah mengamati tentang perkembangan cendawan tersebut.
Dalam praktikum kali ini, saya menggunakan sampel cendawan yang berwarna kehitaman untuk diisolasi dan pemurnian, yang mana tujuannya yaitu untuk didapat
kultur murni dari sel cendawan tersebut.
Dilakukan isolasi dan pemurnian
mikroba untuk mengetahui sampel yang kita uji mengandung mikroba atau tidak.
Isolasi itu sendiri yaitu dengan cara memisahkan atau memindahkan mikroba
tertentu dari lingkungannya sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni.
Kultur murni sendiri yaitu kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari satu sel
tunggal, biakan murni diperlukan untuk menelaah dan mengidentifikasi termasuk
penelaahan ciri-ciri kultur, morfologis, fisiologis maupun serologis. Sangat
penting dilakukannya sterilisasi sebelum melakukan isolasi memungkinkan agar
tidak ada mikroba lain yang tidak diinginkan tumbuh pada isolat dan dapat
diperoleh hasil biakan yang murni. Manfaat dari isolasi dan pemurnian mikroba
yaitu didapat kultur murni yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan sel
tunggal sehingga dapat diketahui satu sampel jenis mikroba yang ingin
diketahui.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
praktikum yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.
Media PDA
(Potato Dextrose Agar), berwarna putih kekuningan (krem), dan berfungsi untuk
menumbuhkan jamur dan untuk mengisolasi bakteri, serta bersifat enrichment
media.
2.
Medium adalah
bahan yang biasa digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di atas atau di
dalamnya.
3.
Manfaat dari isolasi dan pemurnian mikroba yaitu
didapat kultur murni yang selsel mikrobanya berasal dari pembelahan sel tunggal
sehingga dapat diketahui satu sampel jenis mikroba yang ingin diketahui.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi Indriani, 2005. Teknik Pemurnian. Sumber : http//Waluyo.wordpress.com/2005/03/11/teknik.pemurnian.html.
Diakses pada tanggal 27 Oktober 2012.
Frobisher, 1974. Teknik Isolasi. Scribblwww.scribd.com › School Work
›
Homeworkeblog.unila.ac.id/sudiono/files/2009/08/bab6.epi.dochttp://id.wikipedia.org/wiki/Postulat_Koch.com.
Diakses pada tanggal 26 Desember 2012.
Hadioetomo, 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Pelczar, E.C.S. 1986. Chan Eement of Microbiology. Edisi
1. Penerjemah Ratna sri
Hadioetomo et. Al. UI Press. McGraw-Hill book company. diakses tanggal 28
Oktober 2012.
Suriawiria, 2005. Media Murni. Sumber :
http//Winarni.wordpress.com/1997/03/11/media.murni.html. Diakses pada tanggal
28 Oktober 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar