Kamis, 10 April 2014

pemurnian



PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di alam populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari campuran berbagai macam sel. Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan kompleks. Beratus-ratus spesies berbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-macam bagian tubuh kita, termasuk mulut, saluran pencernaan, dan kulit. Sebagai contoh, sekali bersin dapat menyebarkan beribu-ribu mikroorganisme. Satu tinja dapat mengandung jutaan bakteri (Pelczar, 1986).
Untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroba, diperlukan substrat yang disebut media. Sebelum dipergunakan media harus dalam keadaan steril. Susunan bahan, baik berbentuk bahan alami (seperti toge, kentang, daging, telur, wortel dan sebagainya) ataupun bahan buatan (berbentuk senyawa kimia baik organik ataupun anorganik) dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroba, dinamakan media (Pelczar, 1986).
Medium adalah bahan yang biasa digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di atas atau di dalamnya. Langkah awal yang dilakukan sebelum menumbuhkan mikroorganisme adalah dengan memahami kebutuhan dasar lalu mencoba memformulasikan satu media yang memberikan hasil terbaik. Persyaratan nutrient mikroorganisme-mikroorganisme sangat beragam, namun sebagai makhluk hidup mempunyai kebutuhan dasar yang sama, yaitu meliputi air, karbon, energi, mineral dan faktor tumbuhan ( Hadioetomo, 1993).
Contohnya saja pengamatan untuk uji fermentasi karbohidrat dilakukan dengan cara mengamati biakan dalam tabung reaksi yang berisi medium karbohidrat dan telah ditambahkan tabung durham dengan indikator merah fenol. Bila warna medium berubah dari merah menjadi kuning, artinya bakteri tersebut membentuk asam fermentasi glukosa. Bila pada tabung durham terdapat gelembung, artinya dari fermentasi tersebut terbentuk pula gas. Merah fenol adalah indikator pH. Jika pH di atas 7 indikator ini berwarna merah dan pH dibawah 7 berwarna kuning. Sedangkan untuk pengenalan morfologi dilakukan dengan cara mengamati koloni cendawan yang telah diisolasi (Frobisher, 1974).
Semua senyawa di dalam media dan indikator yang ditambahkan ke dalamnya, mempunyai fungsi tertentu sesuai dengan sifat pertumbuhan mikroba. Kehadiran senyawa ataupun indikator tersebut tidak asal saja, tetapi sudah diketahui dan diatur jumlahnya sehingga sesuai untuk keperluan pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba. Ini akan selalu didapatkan untuk media-media diferensial, media selektif ataupun media penguji (Suriawiria, 2005).

Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui langkah-langkah pemurnian dan cara untuk mendapatkan isolat murni.






TINJAUAN PUSTAKA
Suatu organisme boleh dikatakan memerlukan beberapa unsur logam saperti natrium, kalsium, kalium, magnesium, mangan, besi, seng, tembaga, fosfor dan kobalt untuk pertumbuhannya yang normal. Demikian juga bakteri, jumlah yang diperlukan amat sedikit. Yang dimaksud faktor tumbuh adalah komponen selular esensial yang tidak dapat disintesis sendiri oleh suatu organisme dari sumber dasar karbon dan nitrogennya (Dewi, 2008).
Komponen sel yang dimaksud dapat berupa asam-asam amino atau vitamin. Bagi banyak heterotrof, kebutuhannya akan faktor tumbuh sudah dipenuhi oleh ekstrak daging atau kaldu nutrien. Namun bagi patogen-patogen yang rewel (fastidious), diperlukan medium yang lebih rumit seperti agar darah untuk penyediaan faktor tumbuh yang ditumbuhkan (Dewi, 2008).
Konsistensi medium dapat dibuat bermacam-macam bergantung pada keperluannya. Misalkan, medium cair seperti kaldu nutrient atau kaldu glukosa dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti pembiakan organisme dalam jumlah besar dan berbagai macam uji. Bila diinginkan medium padat, dapat ditambahkan bahan pemadat ke dalam medium kaldu. Medium padat biasanya digunakan untuk mengamati penampilan atau morfologi koloni dan mengisolasi biakan murni (Frobisher, 1974).
      Sampai dengan tahun 1930, penyiapan medium sangat memakan waktu karena harus dibuat dari berbagai bahan mentah. Dewasa ini dengan tersedianya medium dalam bentuk terdehidrasi (bentuk bubuk), penyiapan medium menjadi sangat mudah dan pada umumnya kita tinggal menimbangnya, melarutkannya dalam air, menyesuaikan pH-nya bila perlu, menempatkannya dalam wadah-wadah yang sesuai dan mensterilkannya. Namun di Indonesia medium semacam ini masih diimpor dari negara-negara maju dan harganya pun amat tinggi (Dewi, 2008).
Mikroba seperi makhluk hidup lainnya memerlukan nutrisi pertumbuhan. Pengetahuan akan nutrisi pertumbuhan ini akan membantu di dalam mengkultivasi, mengisolasi dan mengidentifikasi mikroba. Mikroba memiliki karakteristik dan ciri yang berbeda-beda di dalam persyaratan pertumbuhannya. Ada mikroba yang bisa hidup hanya pada media yang mengandung sulfur dan ada pula yang tidak mampu hidup dan seterusnya. Karakteristik persyaratan pertumbuhan mikroba inilah yang menyebabkan bermacam-macamnya media penunjang pertumbuhan mikroba (Dewi, 2008).
Medium biakan murni harus steril sebelum inokulasi agar tidak ada lagi organisme hidup berada dalam medium yang diinokulasi. Sterilisasi dalam mikroba adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada atau didalam suatu benda. Ada tiga cara utama yang umumnya dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, penggunaan bahan kimia dan penyaringan. Bila panas digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas lembab atau sterilisasi basah, bila tanpa kelembapan maka disebut sterilisasi panas kering atau sterilisasi kering. Sterilisasi kimia dapat dilakukan dengan menggunakan gas atau radiasi (Hadioetomo, 1993).
Syarat-syarat tumbuh mikroba adalah mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba, mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang ditumbuhkan, berada dalam kondisi steril sebelum digunakan agar mikroba yang diinginkan dapat tumbuh baik (Frobisher, 1974).















BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah alkohol 70%, cendawan  yang di tumbuhkan pada media pemurnian, media biakan (PDA) dan kapas.

Alat
Alat-alat yang digunakan dalam pratikum ini adalah kamera digital, cawan petri, jarum ent, lampu bunsen dan cling wrap.

Tempat dan Waktu
Pratikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 04 Nopember 2013 pukul 11.00-13.50 wita di Laboratorium Fitopatologi Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Cuci tangan dengan menggunakan alkohol 70%, agar tangan menjadi steril.
2.      Celupkan jarum ent kedalam alkohol dan air steril, kemudian panaskan pada lampu bunsen.
3.      Ambil cendawan dengan menggunakan jarum ent.
4.      Ambil media biakan (PDA), lalu pada bibir botol C1000 di panaskan dengan lampu bunsen.
5.      Masukkan cendawan ke dalam botol C1000, lalu panaskan lagi tutup dengan kapan kemudian balut dengan cling wrap.













HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
            Pada praktikum pemurnian, maka didapat hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil pemurnian patogen
No.
Gambar
Keterangan
1.




Alat-alat yang digunakan dalam pemurnian cendawan.




2.





Cendawan yang di tumbuhkan pada media pemurnian dalam botol C1000 yang telah dipanaskan mulut botolnya.
3.





Bibir cawan petri yang dipanaskan dengan lampu bunsen.



Tabel 1. Lanjutan
4.

Memasukkan cendawan  ke dalam botol C1000.
5.

Cendawan  yang telah dimasukkan ke dalam botol C1000.
6.

Isolat murni.



Pembahasan
            Media yang diolah pada praktikum kali ini adalah media PDA (Potato Dextrose Agar). Untuk media PDA (Potato Dextrose Agar), media ini berwarna putih kekuningan (krem), dan berfungsi untuk menumbuhkan cendawan dan untuk mengisolasi bakteri. Media PDA (Potato Dextrose Agar) ini  bersifat enrichment media, yaitu media yang digunakan untuk memperbanyak/ menumbuhkan cendawan menjadi lebih banyak.
Setelah proses isolasi selesai, kita dapat melakukan proses pemurnian, namun pertama-tama harus mencuci tangan dengan menggunakan alkohol 70%, agar tangan menjadi steril. Kemudian celupkan jarum ent  kedalam alkohol dan air steril, kemudian panaskan pada lampu bunsen, panaskan hingga ujung jarum ent berwarna merah bara. Ambil jamur dengan menggunakan jarum ent. Ambil media biakan (PDA) yang telah disterilkan, lalu pada bibir botol C1000 panaskan dengan lampu bunsen. Masukkan cendawan ke dalam botol C1000dalam, lalu panaskan lagi, kemudian balut dengan cling wrap. Setelah proses tersebut selesai, selanjutnya hanyalah mengamati tentang perkembangan cendawan tersebut.
Dalam praktikum kali ini, saya menggunakan sampel cendawan yang berwarna kehitaman untuk diisolasi dan pemurnian, yang mana tujuannya yaitu untuk didapat kultur murni dari sel cendawan tersebut.
Dilakukan isolasi dan pemurnian mikroba untuk mengetahui sampel yang kita uji mengandung mikroba atau tidak. Isolasi itu sendiri yaitu dengan cara memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni sendiri yaitu kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari satu sel tunggal, biakan murni diperlukan untuk menelaah dan mengidentifikasi termasuk penelaahan ciri-ciri kultur, morfologis, fisiologis maupun serologis. Sangat penting dilakukannya sterilisasi sebelum melakukan isolasi memungkinkan agar tidak ada mikroba lain yang tidak diinginkan tumbuh pada isolat dan dapat diperoleh hasil biakan yang murni. Manfaat dari isolasi dan pemurnian mikroba yaitu didapat kultur murni yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan sel tunggal sehingga dapat diketahui satu sampel jenis mikroba yang ingin diketahui.




KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.      Media PDA (Potato Dextrose Agar), berwarna putih kekuningan (krem), dan berfungsi untuk menumbuhkan jamur dan untuk mengisolasi bakteri, serta bersifat enrichment media.
2.      Medium adalah bahan yang biasa digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di atas atau di dalamnya.
3.      Manfaat dari isolasi dan pemurnian mikroba yaitu didapat kultur murni yang selsel mikrobanya berasal dari pembelahan sel tunggal sehingga dapat diketahui satu sampel jenis mikroba yang ingin diketahui.












DAFTAR PUSTAKA
Dewi Indriani, 2005. Teknik Pemurnian. Sumber : http//Waluyo.wordpress.com/2005/03/11/teknik.pemurnian.html. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2012.

Frobisher, 1974. Teknik Isolasi. Scribblwww.scribd.com › School Work › Homeworkeblog.unila.ac.id/sudiono/files/2009/08/bab6.epi.dochttp://id.wikipedia.org/wiki/Postulat_Koch.com. Diakses pada tanggal 26 Desember 2012.

Hadioetomo, 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Pelczar, E.C.S. 1986. Chan Eement of Microbiology. Edisi 1. Penerjemah Ratna sri Hadioetomo et. Al. UI Press. McGraw-Hill book company. diakses tanggal 28 Oktober 2012.

Suriawiria, 2005. Media Murni. Sumber : http//Winarni.wordpress.com/1997/03/11/media.murni.html. Diakses pada tanggal 28 Oktober 2012.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar