Kamis, 10 April 2014

haemacytometer



PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mikroorganisme adalah mikroba atau organisme yang berukuran sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat pembesar. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal meskipun beberapa protista bersel tunggal masih dapat terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel yang tidak dapat terlihat oleh mata telanjang. Mikroorganisme biasanya dianggap mencakup semua prokariota, protista dan alga renik. Fungi terutama yang berukuran kecil dan tidak membentuk hifa, dapat pula dianggap sebagai bagiannya meskipun banyak yang tidak menyepakatinya (Tria, 2012).
Penghitungan jumlah bakteri hidup terbagi atas dua, yaitu secara (tidak langsung) Misalnya perhitungan pengurangan jumlah substrat dan secara langsung. Penghitungan mikroba secara langsung antara lain:
1.      Plate Count (hitungan cawan)
Plate count atau viable count didasarkan pada asumsi bahwa setiap sel mikroorganisme hidup dalam suspensi akan tumbuh menjadi satu koloni setelah ditumbuhkan dalam media pertumbuhan dan lingkungan yang sesuai. Setelah diinkubasi, jumlah koloni yang tumbuh dihitung dan merupakan perkiraan atau dugaan dari jumlah mikroorganisme dalam suspensi tersebut (Mikapin, 2012).
2.      Turbidimetri
Turbidimetri merupakan metode yang cepat untuk menghitung jumlah bakteri dalam suatu larutan menggunakan spektrofotometer. Bakteri menyerap cahaya sebanding dengan volume total sel (ditentukan oleh ukuran dan jumlah). Ketika mikroba bertambah jumlahnya atau semakin besar ukurannya dalam biakan cair, terjadi peningkatan kekeruhan dalam biakan. Kekeruhan dapat disebut optical density (absorbsi cahaya, biasanya diukur pada panjang gelombang 520 nm – 700 nm). Untuk mikroba tertentu, kurva standar dapat memperlihatkan jumlah organisme/ml (ditentukan dengan metode hitungan cawan) hingga pengukuran optical density (ditentukan dengan spektrofotometer) (Mikapin, 2012).
3.      Hemasitometer
Hemasitometer adalah metode perhitungan secara mikroskopis. Ruang hitung terdiri dari 9 kotak besar dengan luas 1 mm². Satu kotak besar di tengah, dibagi menjadi 25 kotak sedang dengan panjang 0,05 mm. Satu kotak sedang dibagi lagi menjadi 16 kotak kecil. Dengan demikian satu kotak besar tersebut berisi 400 kotak kecil. Tebal dari ruang hitung ini adalah 0,1 mm. Sel bakteri yang tersuspensi akan memenuhi volume ruang hitung tersebut sehingga jumlah bakteri per satuan volume dapat diketahui (Mikapin, 2012).

Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah  adalah untuk melakukan perhitungan spora dengan menggunakan alat haemacytometer.






TINJAUAN PUSTAKA
Hemasitometer adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan sel secara cepat dan dapat digunakan untuk konsentrasi sel yang rendah. Bentuknya terdiri dari 2 counting chamber dan tiap chamber-nya memiliki garis-garis mikroskopis pada permukaan kaca. Luas total dari chamber adalah 9 mm2. Chamber tersebut nantinya akan ditutup dengan coverslip dengan ketinggian 0.1 mm di atas chamber floor (Rio, 2012).
Spora tumbuhan yang berkembang biak dengan spora antara lain paku, jamur, ganggang dan suplir. Spora terdapat pada daun tumbuhan bagian belakang, berbentuk serbuk dan disimpan di dalam kotak spora yang disebut sporangium.
Jamur merupakan tumbuhan yang berkembang biak dengan spora. Kita tahu jamur tidak pernah berbunga apalagi berbiji, sebab biji baru ada apabila ada bunga yang dapat dibuahi dengan cara penyerbukan. Bentuk spora serupa dengan biji, namun bentuknya sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Spora dapat dilihat dengan bantuan alat yang disebut dengan mikroskop. Spora ini berasal dari sel yang berubah fungsi menjadi alat perkembangbiakan. Perkembangbiakan pada jamur yang tumbuh liar di kebun terjadi pada saat spora jatuh ke tanah yang lembab dan subur. Spora yang jatuh tersebut berubah menjadi alat perkembangbiakan dan mengisap makanan, sampai akhirnya tumbuh menjadi tumbuhan jamur yang baru
(Mikapin, 2012).
Haemocytometer adalah perangkat awalnya dirancang untuk penghitungan sel darah. Sekarang juga digunakan untuk menghitung jenis sel serta partikel mikroskopis lainnya. Hemositometer ini ditemukan oleh Louis-Charles Malassez dan terdiri dari tebal kaca slide mikroskop dengan lekukan persegi panjang yang menciptakan sebuah kamar. Ruang ini diukir dengan laser-terukir grid garis tegak lurus. Perangkat ini dibuat dengan hati-hati sehingga daerah yang dibatasi oleh garis diketahui, dan kedalaman ruang ini juga diketahui. Oleh karena itu mungkin untuk menghitung jumlah sel atau partikel dalam volume tertentu cairan, dan dengan demikian menghitung konsentrasi sel dalam cairan secara keseluruhan (Mikapin, 2012).
Prinsip dari perhitungan Petroff-Hauser yaitu melakukan perhitungan dengan pertolongan kotak-kotak skala, di mana dalam setiap ukuran skala seluas 1 mm2 terdapat 25 buah kotak besar dengan luas 0,04 mm2, dan setiap kotak besar terdiri dari 16 kotak kecil. Alat haemocytometer  digunakan di bawah mikroskop, sisinya mempunyai ukuran 0,05 mm. Sedangkan satu kotak sedang berukuran nilai 0,2 mm. Dan tebal nya adalah 0,1 mm. Jumlah sel per ml sampel dapat dihitung sebagai berikut:
Jumlah sel dalam 25 kotak besar = Jumlah sel per kotak besar × 25 kotak
Jumlah sel per mm3 sampel = Jumlah sel dalam 25 kotak besar  ×  (1/0,02)
Jumlah sel per ml sampel = Jumlah sel per mm3 sampel × 103  = Jumlah sel per kotak besar × 25 kotak× (1/0.02)x 10^3 
Jumlah sel per ml sampel =  Jumlah sel per kotak besar × 25 kotak × 50 × 103
Jumlah sel per mL sampel = jumlah sel per kotak besar  x 1,25 x 106
Misalnya : didapatkan jumlah mikroba yang mau dihitung 12 sel mikroba, maka jumlah sel per ml sampel adalah: 12 × 1,25 × 106 = 1,5 × 107 (Mikapin, 2012).
Biasanya sebelum mikroorganisme  diperiksa perlu diencerkan, jika kepadatan tinggi sel akan membuat tidak mungkin menghitung. Kebutuhan untuk pengenceran adalah kerugian, karena setiap pengenceran menambahkan ketidakakuratan untuk pengukuran. Keuntungan metode ini adalah menjadi murah dan cepat, membuat  metode perhitungan ini yang lebih disukai dalam percobaan biologis cepat dalam yang perlu hanya ditentukan apakah kultur sel telah tumbuh seperti yang diharapkan (Rio, 2012).
Haemocytometer Neubour memiliki kelemahan dan kelebihan dalam penggunaannya dalam proses perhitungan bakteri secara langsug. Kelebihannnya antara lain ialah cepat dalam menghasilkan data dan tak perlu menunggu lama, serta datanya atau jumlah selnya langsung didapat pada saat itu juga setelah menghitung menggunakan rumusnya dan menghemat biaya. Sedangkan kelemahannya ialah tidak dapat membedakan antara sel yang mati dengan yang hidup karena perhitungannya secara keseluruhan dan data yang dihasilkan tidak akurat karena setiap pengamat memiliki mata yang berbeda-beda dan terdapat keterbatasan dalam melihat serta menghitung sel yang ada dalam kamar Haemocytometer Neubour. Sebaiknya menggunakan alat yang lebih canggih lagi dalam perhitungan jumlah sel karena setiap peralatan elektronik memilki kesensitifan yang tinggi dibandingkan dengan mata manusia, seperti alat particle count (Alex,  2013).   



BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan
Bahan yang digunakan adalah alkohol, pathogen cendawan dan aquades.

Alat
Alat yang digunakan adalah haemachytometer, mikroskop, vortex, tabung reaksi, gelas beker dan jarum ent.

     Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan di laboratorium Fitopatologi Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. Pada hari Kamis tanggal 5 Desember 2013 pukul 10.00-12.00 Wita.

Prosedur Kerja
1.        Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.        Membersihkan alat haemachytometer dengan tissue yang sudah diberi alkohol.
3.        Setelah itu haemachytometer ditutup dengan cover glass yang sudah dibersihkan.
4.        Lakukan pengenceran dengan tabung reaksi 106.
5.        Masukkan air aquades kedalam botol yang berisi pathogen cendawan kemudian digoyang-goyang dengan jarum ent agar spora terangkat.
6.        Mengisi tabung reaksi dengan 1 ml larutan pathogen cendawan yang sudah terisi 9 ml air aquades sebelumnya.
7.        Kemudian divortex selama 15-30 detik agar memisahkan atau memecah spora, lakukan terus hingga pada tabung 106.
8.        Mengambil 1 ml larutan dari tabung reaksi pengenceran pada tabung ke 106 dengan menggunakan pipet isap.
9.        Meneteskan larutan tadi pada alat haemachytometer ±1 tetes.
10.    Amati dengan menggunakan mikroskop hitung berapa jumlah sel dalam satu kotak.
11.    Gunakan rumus :
Jumlah sel per ml sampel  = jumlah sel per kotak besar  x 1,25  x  106.





HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil dari praktikum yang telah dilakukan adalah:
Tabel 1. Pengamatan Spora Dengan Haemachytometer
No.
Gambar
Keterangan

    
Pathogen cendawan

Memasukkan air pada isolat cendawan

    
Mengoyangkan pathogen agar homogen dengan air dan spora terangkat

    
Mengambil 1 ml larutan (isolat cendawan)


Tabel 1.Lanjutan

Melakukan pengenceran

        
Menghomogenkan dengan menggunakan vortex

Mengambil larutan setelah pengenceran

Meneteskan pada cover glass haemachytometer

Amati dengan mikroskop


Pembahasan
Penghitungan konsentrasi sel pada heamacytometer ini bergantung pada volume dibawah coverslip. Pada chamber terdapat 9 kotak besar berukuran 1 mm2 dan kotak-kotak kecil, di mana satu kotak besar sama dengan 25 kotak kecil sehingga satu kotak besar tersebut memiliki volume sebesar 0.0001 ml. Adapun kotak yang paling kecil berfungsi untuk mempermudah perhitungan sel. Kelebihan perhitungan sel dengan menggunakan haemacytometer adalah dapat menghitung jumlah sel yang hidup maupun yang mati, tergantung dari pewarna yang digunakan. Misalnya, bila pewarna trypan blue dicampukan ke dalam larutan sel maka sel yang hidup tidak akan berwarna dan sel yang mati akan berwarna biru. Kelebihan lainnya adalah morfologi sel dapat diamati, dapat mengevaluasi homogenitas dan data mendeteksi kontaminasi
Pada praktikum sebelum mikroorganisme  diperiksa perlu diencerkan, jika kepadatan tinggi sel akan membuat tidak mungkin menghitung. Kebutuhan untuk pengenceran adalah kerugian, karena setiap pengenceran menambahkan ketidakakuratan untuk pengukuran. Keuntungan metode ini adalah menjadi murah dan cepat, membuat  metode perhitungan ini yang lebih disukai dalam percobaan biologis cepat dalam yang perlu hanya ditentukan apakah kultur sel telah tumbuh seperti yang diharapkan, setelah melakukan pengenceran maka teteskan larutan spora cendawan pada slide glass yang berada pada haemachytometer setelah itu lakukan pengamatan dengan menngunakan mikroskop dan kemudian lakukan perhitungan spora cendawan.
Melakukan perhitungan spora cendawan dengan pertolongan kotak-kotak skala, di mana dalam setiap ukuran skala seluas 1 mm2 terdapat 25 buah kotak besar dengan luas 0,04 mm2, dan setiap kotak besar terdiri dari 16 kotak kecil. alat haemacytometer digunakan di bawah mikroskop. Sisinya mempunyai ukuran 0,05 mm. sedangkan satu kotak sedang berukuran nilai 0,2 mm. dan tebalnya adalah 0,1 mm. Jumlah sel per mL dapat di hitung sebagai berikut :
Jumlah sel dalam 25 kotak besar        =  jumlah sel per kotak besar  x 25 kotak
Jumlah sel per mm3 sampel                =  jumlah sel dalam 25 kotak besar x (1/0,02)
Jumlah sel per ml sampel                    = jumlah sel per mm3 sampel  x 103
= jumlah sel per kotak besar  x 25 kotak x (1/0,02) x 10^3
Jumlah sel per mL sampel = jumlah sel per kotak besar  x 1,25 x 106
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan didapat bahwa jumlah sel per kotak besar adalah adalah 10 sel, yang diamati pada mikroskop, jadi perhitungannya adalah :
Jumlah sel per mL sampel = 10 x 1,25  x 106
                                           = 12,5  x 106
                                           = 1,25 x 107
  = 12.500.000
           


KESIMPULAN
            Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
1.        Haemacytometer adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan sel secara cepat dan dapat digunakan untuk konsentrasi sel yang rendah.
2.        Penghitungan konsentrasi sel pada haemacytometer ini bergantung pada volume dibawah coverslip. Pada chamber terdapat 9 kotak besar berukuran 1 mm2 dan kotak-kotak kecil, di mana satu kotak besar sama dengan 25 kotak kecil sehingga satu kotak besar tersebut memiliki volume sebesar 0.0001 ml.
3.        Kelebihan perhitungan sel dengan menggunakan haemacytometer adalah dapat menghitung jumlah sel yang hidup maupun yang mati, tergantung dari pewarna yang digunakan.
4.        Dari hasil praktikum yang telah dilakukan didapat bahwa jumlah sel per kotak besar adalah adalah 10 sel, yang diamati pada mikroskop, jadi total perhitungannya adalah 1,25 x 107 atau 12.500.000.






DAFTAR PUSTAKA
 Alex.  2013.   Laporan    perhitungan   Mikroba.   http://Alexchemistry.blogspot.com
Diakses pada tanggal 6 Desember 2013.

Mikapin .2012. Tes Jurnal Praktikum Mikrobiolgi Jilid VI (Penghitungan Jumlah Mikroba Dengan Ruang Hitung). Artikel Teknis Kimia.

Rio, Sapni. 2012. Langkah Metode Couning Cell. http://idwikipedia.org/wiki/         Langkah Metoder Couning Cell html. Diakses pada tanggal 6 Desember 2013.
Tria Ardi Puspa Laga. 2012.  Laporan Praktikum Mikrobiologi  Menghitung Jumlah Sel. Laboratorium Ilmu Hama Dan Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian. Universitas Bengkulu.

















HAEMACHYTOMETER
(Laporan Praktikum Mikrobiologi)









Description: Unlam 1







Oleh :

DEWI PURNIKA
E1A212035
Kelompok IV











PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2013


DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... ii
PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
...... Latar Belakang...................................................................................................... 1
...... Tujuan.................................................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................. 3
BAHAN DAN METODE .......................................................................................... 6
Bahan dan Alat ..................................................................................................... 6
Bahan............................................................................................................. 6
Alat ................................................................................................................ 6
Waktu dan Tempat ............................................................................................... 6
Prosedur Kerja....................................................................................................... 6
HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................... .........   8
Hasil........................................................................................................... .........   8
Pembahasan............................................................................................... ......... 10
KESIMPULAN......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA






DAFTAR TABEL
Nomor                                                                                                                Halaman
1.     Pengamatan Spora Dengan Haemachytometer……………………………            8