Rabu, 09 April 2014

pengenalan alat laboratorium



PENDAHULUAN
Latar Belakang
Istilah laboratorium akhir-akhir ini menjadi sangat luas, namun sebelum kita ikut menterjemahkan secara kebablasan maka kita lihat definisi menurut Procter, 1981. Laboratorium adalah tempat atau ruangan dimana para ilmuwan bekerja dengan peralatan untuk penyelidikan dan pengujian terhadap suatu bahan atau benda. Sedangkan menurut ISO/IEC Guide 2 1986, laboratorium adalah instansi/lembaga yang melaksanakan kalibrasi dan atau pengujian. Sementara Pengujian adalah kegiatan teknis yang terdiri atas penetapan, penentuan satu atau lebih sifat atau karakteristik dari suatu produk, bahan, peralatan, organisme, fenomena fisik, proses atau jasa, sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Dari difinisi tersebut maka dalam diskusi ini akan kita fokuskan pada laboratorium menurut definisi-definisi resmi tersebut di atas (Anshory, 1984).
Dengan identitas yang seperti di atas tersebut tidaklah heran maka masyarakat di luar laboratorium benar-benar menganggap bahwa laboratorium adalah suatu tempat bak pengadilan untuk dapat membuktikan apakah sesuatu benar atau tidak, atau menghasilkan data yang pasti benar untuk mengambil keputusan dan seolah tidak dapat diajukan banding lagi. Keadaan ini membawa dampak yang positif maupun negatif. Positif, karena keadaan ini membuat laboratorium dapat bekerja dengan tenang dan penuh dedikasi dengan kepercayaan masyarakat yang tinggi. Negatif, bila keadaan ini membawa dampak laboratorium tidak pernah mendapat keluhan, kritikan, dan saran sehingga banyak laboratorium yang tidak dapat  menjaga  kinerjanya  tetap  baik.
Secara umum fungsi semua laboratorium  adalah antara lain :
·      Sebagai tempat dilakukannya percobaan, karena alat-alat laboratorium dan bahan-bahan praktikum tidak mungkin semuanya diletakkan dalam kelas, oleh karena itu percobaan dilakukan di dalam laboratorium.
·      Sebagai tempat penunjang kegiatan kelas, dengan adanya kegiatan pembelajaran di laboratorium, mahasiswa dapat mengamati gejala-gejala yang terjadi dalam percobaan secara langsung dan tidak hanya belajar menurut teori-teori yang ada.
·      Sebagai tempat display/pameran, laboratorium juga dapat digunakan sebagai tempat pameran atau display dari hasil-hasil percobaan atau penelitian yang telah dilakukan, agar memberi gambaran lebih bagi mahasiswa dan dapat memotivasi untuk penelitian atau percobaan yang lebih baik.
·      Sebagai tempat koleksi sejumlah species langka, dengan adanya koleksi sejumlah species memudahkan mahasiswa mengamati secara langsung spesies yang mungkin sulit untuk menemukannya.
·      Sebagai museum kecil, hasil-hasil  penelitian dan sejumlah spesies langka di kumpulkan dan diklasifikasikan, sehingga laboratorium dapat digunakan sebagai museum kecil.
Adapun tujuan dari  proses pembelajaranyang dilakukan dilaboratorium bagi siswa maupun mahasiswa yaitu :
·       Teliti dalam pengamatan dan cermat dalam pencatatan pada saat pengamatan
·       Mampu menafsirkan hasil percobaan untuk memperoleh penemuan dan dapat memecahkan masalah
·       Mampu merencanakan dan melaksanakan percobaan
·       Terampil menggunakan alat-alat laboratorium
·       Tumbuh sikap positif terhadap kegiatan praktikum
Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk keselamatan kerja saat melakukan penelitian. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur. Sebab pentingnya dilakukan pengenalan alat-alat laboratorium adalah agar dapat diketahui cara-cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar, sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat diminimalisir sedikit mungkin. Hal ini penting supaya saat melakukan penelitian, data yang diperoleh akan benar pula (Heddy, 1990).
Pada kegiatan praktikum Biologi kita mengenai jenis praktikum dengan alat-alat, disamping sifatnya khusus untuk kegiatan yan bersangkutan. Berikut adalah diuraikan peralatan yang biasa dipergunakan pada beberapa laboraturium antara lain mikrobiologi, fisiologi, anatomy, dan lain-lain yang dipergunakan dibanyak kegiatan laboraturium lainnya (Suriawira, 1990).
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui alat-alat apa saja yang ada dalam laboratorium, mengetahui fungsi-fungsinya beserta cara penggunaannya yang baik dan benar.

TINJAUAN PUSTAKA
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja serta fungsi dari alat-alat yang ada dilaboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna (Nana, 2007).
Penanganan bahan sebelum melakukan praktikum sangat mempengaruhi hasil praktikum. Bahan yang mudah menguap diletakkan didalam wadah, bahan kimia yang dapat menimbulkan bahaya sebaiknya disimpan dalam sebuah lemari asam (Nana, 2007).
Ada beberapa faktor yang sangat penting dalam mengetahui alat-alat yang ada dilaboratorium, yaitu masalah alat-alat yang digunakan dan adanya ketelitian praktikan dalam melakukan pengukuran dan perhitungan (Nana, 2007).
Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para pekerja atau pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan kecelakaan fatal maupun sakit atau gangguan kesehatan lainnya. Hanya di dalam laboratorium yang aman, bebas dari rasa khawatir akan kecelakaan, dan keracunan seseorang dapat bekerja dengan aman, produktif, dan efisien (Nana, 2007).
Pekerjaan dalam laboratorium biasanya sering menggunakan beberapa alat gelas. Penggunaan alat ini dengan tepat penting untuk diketahui agar pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan baik. Keadaan yang aman dalam suatu laboratorium dapat kita ciptakan apabila ada kemauan dari para pekerja, pengguna, maupun kelompok pekerja laboratorium untuk menjaga dan melindungi diri, diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan yang terjadi dapat berakibat pada dirinya sendiri maupun orang lain disekitarnya. Tujuan dari praktikum pengenalan alat ini adalah untuk mengenal beberapa macam alat gelas yang sering digunakan dalam laboratorium dan penggunaannya (Nana, 2007).
Sebelum melakukan praktikum, hal yang paling utama yang harus dipahami oleh praktikan adalah mengetahui terlebih dahulu nama-nama alat, fungsi, dan cara penggunaan alat-alat yang akan kita gunakan, agar praktikum yang akan dilakukan berjalan dengan baik (Nana, 2007).
Pemakaian bahan kimia akan sangat berpengaruh terhadap alat-alat yang digunakan. Setiap alat dirancang dengan bahan-bahan yang berbeda, ada yang terbuat dari gelas, porselen, kayu, aluminium, plastik dan lain-lain sesuai dengan fungsinya masing-masing. Alat-alat tersebut ada yang tahan terhadap basa, tahan terhadap kondisi asam, tahan terhadap panas, dan ada yang hanya tahan terhadap kondisi normal. Oleh sebab itu, penggunaan alat dan bahan kimia sangat menentukan keberhasilan suatu penelitian (Nana, 2007).
Kebersihan alat-alat yang digunakan dan adanya ketelitian praktikan dalam melakukan pengukuran atau perhitungan yang dilakukan. Penggunaan alat-alat dalam laboratorium diharapkan dalam keadaan steril. Penggunaan alat-alat yang tidak steril dapat menyebabkan kegagalan pada praktikum yang dilakukan. Pengenalan alat-alat ini meliputi macam-macam alat, mengetahui nama-namanya, memahami bentuk, fungsi, serta cara kerja alat-alat tersebut. Setiap alat dirancang atau dibuat dengan bahan-bahan yang berbeda satu sama lain dan mempunyai fungsi yang sangat spesifik (Nana, 2007).
Kebanyakan peralatan untuk percobaan-percobaan di dalam laboratorium terbuat dari gelas. Meskipun peralatan-peralatan tersebut telah siap pakai, tetapi dalam pemasangan alat untuk suatu percobaan kadang kala diperlukan sambungan-sambungan dengan gelas atau membuat peralatan khusus sesuai kebutuhan (Anshory, 1984).
Dalam melakukan percobaan dilaboratorium atau bekerja dalam laboratorium kimia, seseorang akan selalu dihadapkan pada hal-hal yang berhubungan dengan bahan-bahan kimia, peralatan yang dapat berbahaya dan merugikan bagi diri sendiri, orang lain maupun lingkungan sekitar, bila tidak digunakan dengan baik. Seperti layaknya pekerjaan lain, bekerja dalam laboratorium kimia juga mempunyai resiko kecelakaan kerja. Resiko ini dapat disebabkan karena faktor ketidaksengajaan, keteledoran dan sebab-sebab lain yang diluar kendali manusia. Terutama disebabkan karena kesalahan penggunaan alat dan bahan, sehingga menjadi sangat penting untuk mengetahui setiap kemungkinan bahaya (Anshory, 1984).


BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi kali ini di antaranya alat elektrik yaitu mikroskop cahaya, autoklaf, mikroskop stereo     ,orbital Shaker, inkubator, shaker, oven, lamina air flow, neraca analitik. Alat Gelas yaitu pipet ukur, gelas ukur, pipet tetes, labu erlenmeyer, slide glass, beaker glass, kaca preparat, tabung reaksi, cawan petri, dan batang L.
Waktu dan Tempat
            Praktikum Mikrobiologi dilaksanakan pada hari Senin, tanggal  16 September 2013 pada pukul 11.50-13.50 WITA, di Laboratorium Fitopatologi Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

Prosedur Kerja
 prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.        Alat-alat labolatorium diamati bagian-bagiannya.
2.        Kemudian alat-alat tersebut difoto sebagai hasil laporan.
3.        Foto alat-alat tersebut kemudian dimasukkan kedalam tabel beserta fungsinya sebagai hasil praktikum.

HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Tabel 1. Pengenalan alat-alat laboratorium
No
Nama
Gambar
Fungsi
1.
Mikroskop Cahaya
(Brightfield Microscope)


Adalah alat berlensa yang digunakan untuk melihat objek kecil yang sukar dilihat dengan mata telanjang.
2.
Mikroskop Stereo







Berfungsi untuk melihat objek yang membutuhkan perbesaran tidak terlalu besar.
3.
Inkubator













                                         





Untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol
Tabel 1. Lanjutan
4.
Oven


Untuk  mensterilisasikan alat dengan prinsip panas kering.
5.
Neraca Analitik







Untuk menentukan jumlah atau berat suatu zat
6.
Autoklaf 


Untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan .
7.
Orbital Shaker


Untuk menghomogenkan suatu bahan atau larutan.
8.





Shiker















Untuk menghomogenisasi larutan dalam botol atau tabung saja.
Tabel 1. Lanjutan
9.
Laminar Air Flow


Sebagai tempat isolasi mikroba yang steril.

10.
Pipet Ukur


Untuk memindahkan larutan dengan volume yang diketahui.
11.
Pipet Tetes


Untuk memindahkan larutan  dengan volume yang belum diketahui dengan cara diteteskan.
12.
Slide Glass

Untuk meletakan preparat yang akan digunakan dalam pengamatan dibawah mikroskop.
13.
Kaca Preparat (Cover Glass)


Untuk menutup object glass pada saat pengamatan dibawah mikroskop.

Tabel 1. Lanjutan
14.
Cawan Petri (Petri Dish)






Untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme.
15.
Gelas Ukur






Untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer, gelas ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya.
16.
Labu Ukur
(Labu Erlenmeyer)







Untuk menampung larutan,bahan atau cairan.
17.
Beaker Glass





Untuk wadah zat cair. Dan bias juga jadi medium dalam memanaskan zat tertentu.
18.
Tabung  Reaksi


Untuk uji-uji biokimiawi dan menumbuhkan mikroba.
19.
Batang L

Untuk menyebarkan cairan dipermukaan agar bakteri yang tersuspensi dalam cairan tersebut merata.

PEMBAHASAN
Pada praktikum yang kami lakukan ada beberapa alat yang kami amati, masing-masing alat mempunyai fungsi yang berguna untuk kelancaran penelitian seperti alat-alat elektrik mikroskop cahaya (Brightfield Microscope)  yang berfungsi untuk melihat objek kecil yang sukar dilihat dengan mata telanjang. Sedangkan mikroskop stereo berfungsi untuk  melihat objek yang membutuhkan perbesaran tidak terlalu besar. Sedangkan inkubator  berfungsi menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol. Oven untuk  mensterilisasikan alat dengan prinsip panas kering.
Neraca analitik untuk menentukan jumlah atau berat suatu zat. Autoklaf untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Orbital shaker untuk menghomogenkan suatu bahan atau larutan. Shaker untuk menghomogenisasi larutan dalam botol atau tabung saja. Laminar air flow sebagai tempat isolasi mikroba yang steril. Sedangkan alat-alat praktikum lainnya yang berbentuk gelas dan keramik seperti pipet ukur untuk memindahkan larutan dengan volume yang diketahui.  Slide glass untuk meletakan preparat yang akan digunakan dalam pengamatan dibawah mikroskop.
Kaca preparat (cover glass) untuk menutup objek glass pada saat pengamatan dibawah mikroskop. Cawan petri (petri dish) untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Gelas ukur untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer, gelas ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Labu ukur (labu erlenmeyer) untuk menampung larutan, bahan atau cairan. Beaker glass untuk wadah zat cair. Dan bisa juga jadi medium dalam memanaskan zat tertentu. Tabung reaksi untuk uji-uji biokimiawi dan menumbuhkan mikroba. Batang L untuk menyebarkan cairan dipermukaan agar bakteri yang tersuspensi dalam cairan tersebut merata.
















KESIMPULAN
Dari praktikum pengenalan alat laboratorium ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1.    Pengetahuan alat merupakan salah satu faktor yang penting untuk mendukung kegiatan praktikum.
2.    Ada beberapa faktor yang sangat penting dalam mengetahui alat-alat yang ada dilaboratorium, yaitu masalah alat-alat yang digunakan dan adanya ketelitian praktikan dalam melakukan pengukuran dan perhitungan.
3.    Sebelum melakukan praktikum hal yang paling utama yang harus dipahami oleh praktikan adalah mengetahui terlebih dahulu nama-nama, alat fungsi, dan cara penggunaan alat-alat yang akan kita gunakan.
4.    Dalam melakukan percobaan dilaboratorium atau bekerja dalam laboratoium terutama laboratorium kimia, seseorang akan selalu dihadapkan pada hal-hal yang berhubungan dengan bahan-bahan kimia, peralatan yang dapat berbahaya dan merugikan bagi diri sendiri, orang lain maupun lingkungan sekitar, bila tidak digunakan dengan baik.






DAFTAR PUSTAKA
Anshory. 1984. Biologi Umum. Ganesha Exact, Bandung.

Fardiaz. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Heddy, S. 1990. Biologi Pertanian. Rajawali Press : Jakarta.
Nana. 2007. Laboratorium. http://bioonline.wordpress.com. Diakses pada tanggal 14 September 2012.

Suriawira, U. 1990. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta.



1 komentar:

  1. hello bakter symbios beans its good for land nitrogen on air beans take and give bakter under ground after beans land is better for food produkt i thinking in laboratio working same Program its helping food produktion if can air nitrogen take on land proses

    BalasHapus